Opini

Pengendalian OPT Padi untuk Hasil Optimal Menggunakan Teknologi Drone

opini

Oleh: Naufal Fadilah

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Prodi Agroteknologi

Pertanian di Indonesia hingga saat ini terus mendorong penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) sebagai upaya mengatasi menurunnya tenaga kerja di bidang pertanian budidaya. Banyak alsintan canggih yang tersedia, tetapi masih sulit di jangkau oleh para petani di pedesaan. Hal ini dikarenakan harga masih cukup mahal bagi para petani, tentunya di butuhkan operator/petani (milenial/gen z) yang paham teknologi. Penerapan hal ini, selain karena tuntutan jaman yang semakin maju, juga merupakan salah satu solusi dalam menangani berkurangnya tenaga kerja di bidang pertanian. Pemanfaatan teknologi baru di bidang pertanian ini juga merupakan salah satu cara untuk menarik minat generasi muda agar mau ikut serta membangun pertanian di daerahnya masing-masing. Perlahan dengan adanya penerapan teknologi di bidang pertanian, akan merubah stigma negatif di kalangan generasi muda bahwa usaha pertanian itu identik dengan lumpur dan kotor. Sehingga ke depannya di harapkan semakin banyak generasi muda yang tertarik dan mau bergerak di bidang usaha pertanian.

Drone yang dikenal sebagai alat untuk mainan atau digunakan sebagai pengambilan video/foto yang luas dengan cepat dan mudah, terutama situasi yang berbahaya atau sulit di jangkau manusia, kini telah berubah menjadi alat yang sangat bermanfaat dalam bidang pertanian. Jenis drone yang digunakan untuk mengelola lahan pertanian tidak sembarangan. Biasanya di lengkapi dengan berbagai sensor dan alat khusus sehingga ukurannya sedikit lebih besar serta di lengkapi tangki kapasitas 15-20 liter yang di gunakan untuk menyemprot tanaman baik pemupukan, pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) atau penyemprotan bahan organik/kimia lainnya. Menggunakan drone dapat memudahkan para petani untuk dapat mengoptimalkan produktivitas, efesiensi waktu. Drone ini bisa di gunakan pada saat seorang petani yang mempunyai sawah yang luasnya hektaran, sistem ini sendiri sudah di lakukan oleh sebagian besar petani di mancanegara.

Budidaya tanaman pangan tidak akan terlepas dari adanya gangguan OPT. pada tahun musim tanam pertama tahun 2024 ini dengan segala kendala pada awal tanam, menjelang panen kendala petani pun belum berakhir, saat hasil yang di nantikan hampir datang OPT wereng batang coklat mulai menyerang padi di lahan petani. Hama yang sering menyerang tanaman padi di antaranya: wereng, serangga penghisap cairan tanaman berwarna kecoklatan yang dapat menyebabkan tanaman padi kering seperti terbakar. Penggerek tanaman padi, hama yang menyebabkan kerusakan pada tanaman padi, dimulai dengan telur yang diletakkan oleh kupu-kupu atau ngengat di daun-daun tanaman padi. Hama pelipat daun, hama yang dapat menyebabkan kerugian besar pada hasil panen padi jika kerusakan pada daun melebihi 50%. Walang sangit, hama yang menyerang tanaman padi setelah fase berbunga dengan cara menghisap cairan bulir padi. Tikus, hama yang menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah, menyebabkan tanaman padi roboh dan penurunan produksi padi.

Namun yang sering menyerang tanaman padi yaitu hama wereng, hama wereng merupakan hama utama pada tanaman padi khususnya di Indonesia, hama ini sangat berbahaya jika menyerang tanaman padi, karena hama ini menghisap cairan tanaman padi, wereng batang coklat (WBC) mampu menyebabkan tanaman seperti terbakar (menguning dan berkurangnya daya tumbuh terhadap jumlah anakan dan menghambat pertumbuhan secara total sehingga tanaman terlihat kerdil dan pendek), kerusakan minimal 20 % dan mampu merusak seluruh hamparan jika populasinya sangat tinggi. Kemampuan migrasinya tinggi, serangga ini biasanya bergerak dalam kawanan yang banyak dan mampu berpindah tempat dengan terbang hingga 100 km. Tak jarang banyak terjadi gagal panen karena serangan hama ini yang mulai menyerang sejak fase vegatatif hingga generatif.

Salah satu hama padi yang perlu di waspadai adalah wereng batang coklat (WBC). Perubahan iklim yang saat ini menjadi salah satu factor peningkatan WBC,. Faktor pemicu perkembangan WBC anatara lain yaitu : anomali iklim, varietas rentan, tanam tidak serentak, monitoring dini kurang optimal, pelaksanaan pengendalian kurang tepat, wereng batang coklat (WBC) sudah membentuk biotipe baru (biotipe 4). Untuk pengendalian hama wereng biasanya para petani menggunakan bahan kimia berupa insektisida tipe kontak dan sistematik berbahan aktif sipermetrin ataupun imadikoplorid. Namun penggunaan bahan kimia ini secara terus menerus bisa mengakibatkan wereng menjadi resisten terhadap insektisida yang digunakan, sehingga sulit di kemdalikan di kemudian hari.

Teknologi drone ini sangat efektif untuk penyemprotan atau pengendalian OPT pada tanaman padi jika lahan yang luasnya hektaran. Keuntungan lain yang di dapat dari penyemprotan dengan menggunakan drone adalah waktu yang di perlukan sangat singkat dan hasil penyemprotan yang merata. Untuk 1 kali dosis ( 1 kali terbang untuk 2 Ha) hanya di perlukan waktu kurang lebih 10-15 menit saja dan juga dapat mengurangi penggunaan tenaga kerja manusia.

Hal ini tentunya sangat efisien apabila di bandingkan dengan penyemprotan secara manual. Mengapa di sarankan menggunakan drone pada jaman sekarang?, disarankan menggunakan drone ini karena di masa depan nanti teknologi semakin canggih khususnya di Indonesia ini masih sedikit yang menggunakan teknologi ini karena berbagai hal, mulai dari harga yang mahal bagi para petani, belum tau dan belum bisa bagaimana cara mengoperasikan teknologi drone ini, jadi perlu di adakan uji coba atau demonstrasi pemanfaatan teknologi drone untuk pengendalian Organisme Penggangu Tanaman (OPT), khususnya di daerah-daerah yang jauh tertinggal soal teknologi drone ini.

Drone merupakan teknologi baru bagi petani, ke depan bidang pertanian tidak akan bisa lepas dengan penerapan teknologi-teknologi baru. Banyak sekali teknologi-teknologi baru yang berkaitan dengan usaha di bidang pertanian yang sudah diterapkan di tingkat petani. Khusus untuk tanaman padi sendiri, mulai dari tanam sampai panen, sudah banyak diterapkan teknologi-teknologi baru. Harapan terbesar petani Organisme Penggangu Tanaman (OPT) dapat terkendali, prouksi optimal, harga jual tinggi sehingga kesejahtraan petani meningkat. Petani Sejahtera kedaulatan pangan terjaga.(*)

Tag :
Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua