Bahaya Bayang Kartel Politik Pilkada 2024

Bahaya Bayang Kartel Politik Pilkada 2024

Dr. Benny Susetyo Pakar Komunikasi Politik.

Pernyataan Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani harus dilihat bukan hanya sebagai sebuah pengingat, tetapi sebagai refleksi dari problematika dalam demokrasi Indonesia yang terus bergulat dengan dinamika politik kartel dan elitisasi kekuasaan. Dalam konteks demokrasi yang sehat, kepemimpinan sejati tidak dapat didasarkan pada dinasti politik atau sekadar simbolisme nama besar. Harus ada pertanggungjawaban atas rekam jejak, kinerja nyata, dan keberhasilan dalam mendorong reformasi yang benar-benar berdampak bagi rakyat. Di tengah kontestasi politik yang semakin dikendalikan oleh kelompok-kelompok elite dan partai politik yang sering kali lebih mengutamakan kepentingan oligarki dibandingkan rakyat, kualitas demokrasi kita berada di ujung tanduk. Demokrasi Pancasila seharusnya memastikan bahwa setiap individu memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi secara rasional dan tanpa tekanan. Namun, realitasnya, rakyat sering kali terjebak dalam permainan politik yang dikendalikan oleh segelintir elite yang memiliki kekuatan finansial dan jaringan politik yang kuat.

Maka dari itu, demokrasi Indonesia tidak bisa lepas dari permasalahan mendasar ini. Ketika kekuatan politik tertentu terus mendominasi, manipulasi terhadap aspirasi rakyat menjadi tidak terhindarkan. Demokrasi yang sejati mensyaratkan adanya mekanisme kontrol dan keseimbangan kekuasaan yang transparan, serta ruang partisipasi yang luas bagi masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam menentukan arah kebijakan negara. Upaya menjaga integritas demokrasi tidak hanya tugas pemerintah atau partai politik, tetapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat sipil, media, dan lembaga independen lainnya. Hanya dengan kolaborasi yang kuat antara semua komponen ini, demokrasi Indonesia bisa diangkat dari cengkraman politik kartel menuju sistem yang benar-benar berkeadilan, sebagaimana diamanatkan oleh nilai-nilai Pancasila.Oleh karena itu, integritas, transparansi, dan keadilan bukanlah sekadar jargon politik, melainkan elemen esensial yang harus diwujudkan dalam setiap proses politik. Hanya dengan demikian, kita bisa melahirkan pemimpin sejati yang tidak hanya mengandalkan nama besar atau popularitas semu, melainkan yang mampu memimpin bangsa ini ke arah masa depan yang lebih cerah, beradab, dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.(*) 


  • Tag:

Berita Terkini

Tengok saja, bagaimana Presiden Prabowo menyambut Megawati seperti menyambut saudara yang telah lama tak bersua. (Dok Setneg)

Pojokan 255: Ketemu

18 jam yang lalu