oleh
1.Drs.H.Priyono,MSi (Dosen Senior pada Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
2. H.Djoko Heriyanto,SPd,MPd (Guru Geografi dan Kepala Sekolah SMAN Wonosegoro, kabupaten Boyolali)
2.Karyono,SSi,MSi (Alumni Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Konsultan Penelitian dan Pimpinan PPTQ LAUHUL MAHFUZH di Wonosari Klaten )
Qurban dan Haji
Ketaatan adalah tanda keimanan seseorang ber islam
Keimanan menjadi fundamen dalam ber Islam
Sempurnakanlah islammu dengan lima rukun islam
Ibadah haji jadi pungkasan dalam rukun islam
Qurban adalah bukti ketaatan dan keikhlasan
Haji jadi panutan dalam kehidupan
Haji adalah panggilan Ilahi bagi insan yang dekat dengan Tuhan
Tidak semua yang mampu pasti mau melaksanakan
Yang tidak mampu bisa jadi mau melqangkah
Hati, niat dan perilaku menjadi satu berkah
Sempurnakanlah hajimu dengan iman dan amal shaleh
Agar surgamu bisa kau raih dengan kafah
Beberapa minggu ke depan terdapat peristiwa penting bagi umat Islam seluruh dunia yaitu hari raya Idul Adha atau hari raya Qurban. Setiap ibadah pasti ada prosesi yang harus dijalankan dengan aturan main yang sudah ditetapkan sehingga ibadah itu sah menurut hukum Islam. Ada tiga kegiatan ibadah penting yang dilaksanakan yaitu Ibadah haji di tanah suci bagi yang mampu dan mau, sholat Idul Adha beserta takbir dan Qurban bagi yang melaksanakan . Qurban adalah peristiwa yang heroik dan mengharukan tapi berakhir dengan sebuah ketulusan atau keikhlasan menjalankan perintah Allah dan sebagai bentuk syukur atas nikmat yang telah kita terima. Janji Allah pasti ditepati, seperti yang tersurat dalam QS 14 ayat 7 : “ Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka pasti azabKu sangat berat”. Dua janji Allah yang lain adalah :1. Berdoalah kepada Allah, pasti Allah akan mengabulkan doamu dan 2. Bila engkau dekat maka Allah pun akan dekat. Semua tersurat dalam kitabNya.
Ujian untuk berbuat kebaikan juga terjadi dengan sahabat saya, pada usia sekitar 70 tahun , sudah mendaftar ibadah haji melalui sebuah biro bodong akhirnya uang hilang dan menangislah dia. Tidak berhenti sampai situ saja, menabung beberapa tahun dan ingin ibadah haji dengan isterinya, telah melunasi ONH dan tahun ini rencananya pasutri tersebut menjalankan ibadah haji tapi Allah menguji lagi dengan sakit karena jatuh sehingga dinyatakan batal berangkat sedangkan isterinya berangkat sendiri. Demikianlah ujian bertubi tubi dari Allah, maka bersyukurlah bagi mereka yang lolos ujian dan bisa menjalankan ibadah haji.
Setiap perintah dalam agama Islam pasti ada hikmah yang terkandung didalamnya baik hikmah spiritual maupun material, baik hikmah yang terkait dengan hubungan manusia dengan Tuhannya ataupun dengan sesama manusia, atau keduanya yang dikenal dengan habluminallah dan habluminannas. Statemen tersebut tentu berlaku bagi mereka yang beriman sebagai fundamen dalam beragama Islam. Demikian juga Idul adha mengandung pelajaran yang beragam mulai dari ketaatan seorang hamba pada sang pencipta sampai pada kepeduliaan sosial. Oleh karena bila kita perhatikan secara seksama ayat dalam Al Qur’an maka kata Iman dan amal shaleh selalu disandingkan, yang didambakan setiap muslim karena pahalanya sangat tinggi yaitu surga . Perintah menyembelih Ismail yang diabadikan dalam Al Qur’an Surah As Saffat 99-109 mengandung hikmah bahwa manusia yang beriman akan diuji oleh Allah SWT dengan ujian yang ringan sampai berat sesuai kemampuannya. Ibrahim mendapat anak yang shaleh dan sabar setelah beberapa tahun dan dengan usia yang sudah tua belum memiliki keturunan, akan tetapi tiba tiba mendapat perintah melalui mimpi yang berulang dan ujian itu dilewatinya dengan sukses, bukan Ismail yang jadi kurban tapi diganti seekor kambing besar dan Ibrahim sebagai nabi yang patuh melaksanakan perintah Allah mendapat pujian dari Allah dengan kalimat : “ Selamat sejahtera bagi Ibrahim “. Tidak ada yang sulit bagi Allah bila menghendakinya seperti tercermin dalam kisah Ibrahim yang kadang tidak bisa diterima secara rasional atau keilmuan.
Penyembelihan hewan qurban memberikan pelajaran bagi kita bahwa setiap ibadah hendaklah didasarkan pada ketaqwaan dan keikhlasan. Daging dan darah hewan qurban tidak akan sampai kepada Allah akan tetapi ketaqwaannya. Peristiwa Siti Hajar yang ditinggal dengan ismail yang masih kecil di padang pasir tandus kering air oleh suaminya Ibrahim dalam perjalanan Mekah menuju Mina, menunjukkan ketaatan karena Iman. Ibrahim meninggalkan isteri dan anaknya tanpa menoleh sedikitpun di dua bukit gersang yang kini dikenal bukit Sofa dan Marwa yang jadi tempat bersejarah bagi jammah haji. Diabadikan dalam ibadah sa’i pada prosesi ibadah haji yang harus dikerjakan. Siti Hajar percaya bahwa kepergian suaminya atas perintah Allah maka Allah pasti akan menolong hambanya. Siti hajar berdoa bolak balik diantara bukit Sofa dan Marwa sambil melihat sang putra kesayangannya yang menangis karena kehausan dan keniscayaanpun terjadi, ketika sang bayi ismail menghentakkan tumitnya ke tanah dan keluarlah mata air Zam zam yang sampai sekarang diabadikan oleh para jamaah haji. Allah swt akan memberi jalan keluar pada setiap kesulitan, seperti yang difirmankan dalam Al Qur’an bahwa Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sampai diulang dua kali dalam QS 94 ayat 5 dan 6.
Idul Adha mengajarkan kepada kita untuk menjadi anak yang berbakti kepada orang tua. Jika ini terjadi pada zaman sekarang, mustahil Nabi Ismail menuruti permintaan Nabi Ibrahim untuk menyembelihnya. Tetapi sebagai anak yang berbakti kepada orang tua, Nabi Ismail meminta agar segera menjalankan perintah Allah. Keihlasan untuk disembelih oleh ayahnya sebagai bentuk ketaatan menjalankan perintah Allah merupakan bagian dari ibadah.