Oleh:
1.Drs.Priyono,MSi (Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)
2.Temy Yulianti, S.Pd., M.Pd., Gr. (Guru Geografi MAN 20 Jakarta)
3.Rosyid Muswindiarto,SSi (Guru Geografi SMAN 1 Cepu)
Sektor pariwisata beberapa tahun terakhir telah mendapat perhatian dari Pemerintah karena memberikan kontribusi nyata terhadap laju pembangunan dan kesejahteraan pada masyarakat sekitar destinasi wisata. Sektor pariwisata juga memiliki efek domino terhadap dinamika sektor lain seperti sektor perdagangan, perhotelan, transportasi, perikanan dan UMKM. Jadi sektor pariwisata bisa mendobrak sektor lain yang terkait, lebih lebih masyarakat di era sekarang baik individu, kelompok maupun atas nama organisasi, telah menjadi trend untuk melakukan healing ke tempat wisata yang disukai. Perkembangan sektor pariwisata juga dipicu oleh kejenuhan sektor pertanian yang tidak bisa memberikan nilai tambah yang berarti, lebih lebih konversi lahan pertanian menjadi non pertanian baik untuk perumahan atau jalan tol yang harus dibuat untuk melancarkan arus mobilitas penduduk dari daerah asal menuju daerah tujuan.
Kabupaten Klaten adalah suatu wilayah pertanian yang terkenal sangat subur karena terletak di lereng gunung aktif Merapi dan kaya akan sumber mata air yang debitnya cukup besar dan kualitasnya memenuhi standar baku air minum PDAM. Keberadaan letak yang strategis tersebut membuat Klaten menjadi kabupaten yang banyak menghasilkan prestasi termasuk berkembangnya pariwisata berbasis air yang saat ini banyak dikelola oleh Bumdes. Lebih dari 30 sumber mata air yang tersebar di seluruh wilayah Klaten. Bahkan daerah ini juga terdapat pabrik pengolahan air untuk air minum dalam kemasan.
Wisata berbasis air yang cukup besar adalah Umbul Mbrondong, di lereng selatan Merapi, terletak di desa Ngrundul, Kecamatan Kebonarum,Kabupaten Klaten. Di kecamatan Kebonarum saja terdapat 5 titik umbul yang jaraknya saling berdekatan, antara 0,5 hingga 2 km. Ada umbul Tirtomulyono, Tirto Mulyani yang hanya berjarak 0,5 km . Umbul mbrondong dan mbetek juga sekitar 0,5 km. Umbul yang agak jauh letaknya dengan mbrondong adalah Umbul mbrintik. Destinasi wisata air Mbrondong berada di area persawahan yang merupakan kas desa adalah obyek wisata yang memiliki panorama eksotis karena disamping kaya wahana dan memiliki taman bagus, juga dilatarbelakangi keberadaan sang legendaris Merapi dan juga Merbabu yang ada di ujung utara. Pusat Umbulnya dipayungi rindangnya pohon beringin, airnya dingin dan suasana magis pun sangat terasa. Umbul Mbrondong dikelilingi oleh pepohonan dan tumbuhan yang lebat sehingga perpaduan antara air, rindangnya tumbuhan dan pesona Merapi menimbulkan aroma pelangi yang menarik.
Pearce (1989:78) menyatakan bahwa komponen di dalam unsur penawaran wisata dapat dikelompokan menjadi 5 , yaitu:
Atraksi, yang terdiri dari keindahan alam dan keadaan manusia serta budaya yang ada, atraksi berupa obyek wisata yang ditawarkan baik alami atau buatan manusia.
Akomodasi, yang terdiri dari tempat untuk penginapan, hotel maupun motel.
Fasilitas pelayanan yang terdiri pelayanan pendukung di obyek wisata seperti toko makanan/ restoran juga tempat perbelanjaan lainya seperti toko souvenir.
Infrastruktur/ prasarana, yang terdiri dari keadaan jalan, terminal, stasiun, bandar udara ataupun infrastruktur lainya di obyek wisata.
Transportasi, yang terdiri dari moda angkutan dan rute angkutan yang ada.
Hal yang sama yang terdapat dalam komponen penawaran pariwisata yaitu ada 5 unsur untuk pengembangan pariwisata menurut Santoso (2006:26) adalah, atraksi, transportasi, akomodasi, fasilitas pelayanan dan infrastruktur.
Umbul mbrodong memiliki atraksi atau daya tarik berada di area persawahan yang hijau, tempatnya luas dan memadai, dilatarbelakangi dua gunung kembar yaitu Merapi dan Merbabu. Umbul yang dipayungi rimbunnya pohon beringin kemudian aliran airnya dipecah menjadi tiga bagian. Satu bagian untuk suplai wisata air dengan kolam renang berbagai ukuran termasuk kolam untuk pijat dengan ikan. Dua bagian lainnya menjadi sungai untuk irigasi persawahan di bawahnya dan berbagai keperluan penduduk yang berada di daerah aliran sungai tersebut. Akomodasinya juga mudah karena lokasi ini berada sebelah barat pusat kota, berjarak 3 km dengan jalan mulus dan relatif datar.
Di pusat kota banyak tersedia hotel dan homestay yang harganya terjangkau karena masih dalam level kabupaten. Fasilitas pelayanan pun memadai. Disamping adanya kolam renang berbagai ukuran dan peruntukan, juga tersedia kamar mandi yang memadai dan jumlahnya puluhan lebih. Tersedia kuliner yang beraneka, taman bunga, gazebo dalam berbagai ukuran, tempat parkir yang luas, bisa untuk 50 mobil, ratusan sepeda motor dan spur/kereta mini serta mushola dan hiburan organ tunggal. Tiket masuk per orang hanya 6.000 rupiah, parkir mobil 5.000 rupiah dan sepeda motor 2.000 rupiah.
Tidak jauh dari lokasi wisata terdapat pertokoan dan warung kuliner yang agak berkelas. Infrastruktur atau prasarana cukup memadai karena disamping berada di pinggir kota, juga tidak terlalu jauh dari stasiun kereta yang berjarak hanya 4 km, terminal bus 5 km, bandara Internasional Solo 30 km. Fasilitas lainnya seperti pasar, rumah sakit, masjid besar, tidak terlalu jauh sekitar 4 km. Transportasi umum belum tersedia, yang ada baru gojek, ojek dan kendaraan pribadi. Pendapatan rata rata per bulan Umbul ini mencapai 60 juta rupiah dengan jumlah wisatawan yang berasal dari berbagai daerah tiap hari tidak kurang dari 200 orang dari berbagai umur.
Dilihat dari keunikan objek, keanekaragaman view, ketersediaan lahan untuk pengembangan serta nilai kebersihan maka destinasi ini masih berpotensi untuk dikembangkan sehingga menjadi daya tarik wisatawan. Namun, pengembangan ini perlu dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal berikut agar dampak negatif seperti penumpukan sampah dan kerusakan alam dapat diminimalisir:
1. Pengelolaan Sampah
Dalam pengelolaan sampah, Pemerintah setempat dapat menerapkan sistem pengolahan sampah yang efektif dan berkelanjutan, seperti daur ulang dan pengomposan serta menyediakan tempat sampah yang memadai di seluruh area wisata. Melakukan edukasi kepada wisatawan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya juga tak kalah penting.
2. Pelestarian Alam
Dalam upaya untuk menjaga alam tetap lestari, pihak pengelola harus melakukan analisis daya dukung lingkungan untuk menentukan jumlah wisatawan yang ideal, juga membatasi pembangunan infrastruktur yang dapat merusak alam.
3. Keterlibatan Masyarakat Lokal
Melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan dan pengembangan wisata adalah hal yang tidak boleh dilupakan oleh pengelola wisata karena mereka secara historis adalah penduduk asli di sana. Oleh karena itu agar dapat sejalan, maka dapat diadakan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat lokal tentang pariwisata berkelanjutan. Memastikan bahwa masyarakat lokal mendapatkan manfaat ekonomi dari wisata menjadi hal penting lainnya agar semua pihak dapat tetap menjaga kelestarian budaya dan tradisi lokal.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, pengembangan wisata air Umbul Mbrondong dapat dilakukan secara berkelanjutan sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal dan menjaga kelestarian alam untuk generasi mendatang. Penting untuk diingat bahwa wisata berkelanjutan adalah kunci untuk menjaga keseimbangan antara pengembangan wisata dan pelestarian alam.