Otomotif

Apa yang Bikin Tesla Gak Laku di Indonesia? Ini Dia Alasannya!

Apa yang Bikin Tesla Gak Laku di Indonesia? Ini Dia Alasannya!
Apa yang Bikin Tesla Gak Laku di Indonesia? Ini Dia Alasannya!

PASUNDAN EKSPRES- Mobil listrik makin booming di Indonesia, apalagi setelah pemerintah kasih subsidi besar-besaran. Tapi, ada yang menarik nih!

Subsidi yang niatnya ngenalin mobil listrik ke masyarakat malah lebih banyak dinikmati sama pabrikan Cina. Padahal, kalau ngomongin siapa yang bikin heboh dunia mobil listrik, jawabannya jelas Tesla.

Flashback ke masa-masa awal Tesla masuk Indonesia, hype-nya nggak main-main. Banyak orang, khususnya yang tajir melintir, berlomba-lomba buat punya Tesla.

Alasannya? Desainnya yang kece, mirip supercar, bikin Tesla jadi mobil impian. Tapi, di tengah kemajuan era mobil listrik, Tesla malah kehilangan pesonanya di Indonesia.

Kenapa bisa gitu? Jawabannya simpel harga yang bikin dompet nangis.

Tesla Model 3, yang jadi varian termurah, di pasar global dijual sekitar Rp558 jutaan untuk standar range.

Tapi, begitu masuk Indonesia, harganya bisa melambung hingga Rp1,55 miliar! Kok bisa? Ini gara-gara sederet pajak dan biaya tambahan kayak bea masuk (BM) 50%, PPN 12%, PPh 10%, ongkir, sampai pemasangan charger.

Jadi, meskipun Tesla mahal, sebenarnya bukan mobilnya yang mahal, tapi printilannya yang bikin harga melambung.

Fitur yang Nggak Sesuai Ekspektasi
Selain harga, Tesla Model 3 juga dinilai kurang "wow" buat mobil seharga miliaran. Fitur autopilot-nya, yang jadi andalan, sering error.

Bahkan di negara yang udah pakai 5G aja masih bermasalah, apalagi di Indonesia yang masih 4G. Plus, desainnya yang minimalis kadang dianggap terlalu simpel buat harga segitu.

Masalah lain? Update software Tesla sering bikin frustrasi. Beberapa tahun terakhir, ada banyak kasus update yang gagal, bahkan sampai 40.000 unit Tesla Model S dan X di-recall gara-gara masalah ini.

Sementara itu, pabrikan lain kayak Hyundai Ionic 5 justru makin dilirik.

Mobil ini nggak cuma lebih murah, tapi juga punya skor crash test yang lebih bagus (5 bintang dibanding Tesla Model 3 yang cuma dapat 4 bintang).

Jadi, wajar kalau orang mulai berpaling dari Tesla. Faktor lain yang bikin Tesla kehilangan daya tarik adalah Elon Musk sendiri.

CEO Tesla ini sering bikin sensasi di media, mulai dari drama Twitter sampai keputusan-keputusan kontroversial lainnya. Buat sebagian orang, ini bikin citra Tesla jadi kurang positif.

Tesla mungkin masih jadi nama besar di dunia mobil listrik, tapi di Indonesia, cerita suksesnya nggak semanis dulu.

Harga yang nggak ramah kantong, fitur yang nggak sesuai ekspektasi, dan persaingan yang makin ketat bikin Tesla kehilangan daya tariknya.

Kalau nggak segera beradaptasi, Tesla bisa makin tenggelam di pasar mobil listrik Indonesia.

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua