PASUNDAN EKSPRES- Kalau ngomongin motor matic, Honda dan Yamaha sering jadi perbincangan utama.
Tapi, pernah nggak sih kamu kepikiran kenapa Suzuki kayak mager banget main di kelas 150cc ke atas? Yuk, kita bongkar strateginya!
Honda tuh emang jago banget mainin angka cc buat branding. Contohnya, Honda Vario dan PCX yang disebut punya mesin 160cc, padahal aslinya cuma 156,9cc.
Honda kayaknya sengaja bikin pembulatan ini buat ningkatin daya tarik dan gengsi produknya.
Strategi ini bikin Yamaha Aerox dan NMax yang masih di angka 155cc kelihatan kurang kompetitif dari sisi branding.
Berbeda dari Honda dan Yamaha, Suzuki malah stay di zona nyaman 110cc-125cc.
Motor kayak Address, Nex II, dan Avenis jadi andalan mereka di Indonesia.
Sementara itu, motor matic gambot mereka, Burgman 150, cuma bisa kamu liat di luar negeri.
Kenapa Suzuki nggak ikut main di kelas 150cc?
Alasannya simple fokus di segmen terjangkau. Pasar motor matic 110cc-125cc masih jadi tulang punggung penjualan motor di Indonesia.
Dengan harga lebih murah, irit bensin, dan perawatan gampang, Suzuki memilih memaksimalkan potensi di segmen ini.
Hambatan Suzuki di Kelas 150cc
Masuk ke segmen 150cc itu nggak gampang.
Produk harus punya nilai lebih dibanding Honda dan Yamaha.
Teknologi Baru Suzuki dikenal lebih fokus di harga murah, bukan teknologi canggih.
Dengan fokus di motor matic compact dan efisien, Suzuki berusaha memanfaatkan tren kenaikan harga BBM.
Teknologi seperti SEP (Suzuki Eco Performance) di Avenis 125 bikin motor ini irit dan ramah kantong.
Honda dan Yamaha mungkin lebih unggul di segmen matic 150cc, tapi Suzuki tetap pede dengan strategi mereka.
Buat kamu yang suka motor simple, irit, dan terjangkau, Suzuki bisa jadi pilihan.
Gimana, menurut kamu? Suzuki pinter main strategi atau malah terlalu main aman? Drop pendapatmu di kolom komentar!