Sains

Apa Jadinya Kalo Dunia Cuman Punya Satu Zona Waktu?

Apa Jadinya Kalo Dunia Cuman Punya Satu Zona Waktu?
Apa Jadinya Kalo Dunia Cuman Punya Satu Zona Waktu?

PASUNDAN EKSPRES- Pernah nggak sih kamu kepikiran kenapa dunia punya 24 zona waktu?

Coba deh sekarang lihat jam di HP kamu. Kalau di Jawa lagi jam 12 siang, di New York mungkin lagi tengah malam, dan di Zimbabwe udah pagi-pagi banget.

Gimana ya jadinya kalau seluruh dunia cuma punya satu zona waktu?

Sebenernya, kalau mau bikin satu zona waktu buat seluruh dunia itu nggak mustahil, kok.

Bayangin aja, perdagangan dan penerbangan internasional bisa lebih simpel, nggak perlu ribet ngurusin konversi waktu tiap negara.

Pikirin deh, kita nggak perlu lagi bingung soal perbedaan jam kalau mau rapat sama orang dari belahan dunia lain. Gak bisa lagi nih alasan telat karena beda zona waktu!

Tapi, kalau dipikir-pikir lagi, mungkin awal-awal bakal bikin kita bingung.

Bayangin aja, ada daerah yang pas jam 12 siang itu malah tengah malam atau bahkan dini hari.

Bisa jadi kamu masih terlelap pas dunia kerja di belahan bumi lain udah mulai beraktivitas. Jadinya, ya gitu deh, agak aneh.

Zona waktu ternyata muncul di Amerika, zaman kereta api lagi booming.

Awalnya tiap kota punya waktu sendiri berdasarkan posisi matahari, jadi jadwal kereta kacau banget!

Bayangin aja, ada kereta yang nyampe lebih dulu dari jadwal keberangkatannya karena tiap kota ngitung waktu beda-beda.

Sampai akhirnya, seorang insinyur punya ide bikin sistem zona waktu.

Dunia dibagi jadi 24 zona waktu, dimulai dari satu titik di Inggris.

Kalau dilihat di peta, zona waktu ini bentuknya nggak lurus-lurus banget, ada yang bengkok-bengkok karena disesuaikan dengan batas negara.

Contohnya aja Cina, yang cuma punya satu zona waktu meskipun ada perbedaan waktu sampai lima jam dari ujung ke ujung.

Sebaliknya, Rusia punya 11 zona waktu! Bahkan, ada dua pulau yang jaraknya lebih deket daripada panjang Jembatan Suramadu tapi beda waktunya sampai 21 jam! Gila kan?

Uniknya lagi, di beberapa negara ada sistem buat memajukan waktu satu jam pas musim semi dan mundurin lagi pas musim gugur, biar bisa beraktivitas pas matahari bersinar lebih lama.

Tapi, beberapa penelitian bilang kalau perubahan ini bikin risiko kesehatan meningkat, misalnya bikin orang lebih gampang sakit atau kena serangan jantung.

Untungnya, di negara kita yang deket khatulistiwa, kita nggak perlu ribet sama perubahan waktu kayak gitu.

Matahari selalu bersinar sepanjang tahun, jadi nggak usah pusing atur waktu.

Nah, kalau menurut kamu, mending dunia punya satu zona waktu atau tetap beda-beda kayak sekarang?

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua