UEFA Berikan Peringatan Atas Perilaku Merih Demiral Usai Gol di Euro 2024

UEFA Berikan Peringatan Atas Perilaku Merih Demiral Usai Gol di Euro 2024

UEFA Berikan Peringatan Atas Perilaku Merih Demiral Usai Gol di Euro 2024

PASUNDAN EKSPRES - UEFA telah meluncurkan penyelidikan terhadap bek Turki, Merih Demiral, atas dugaan perilaku tidak pantas setelah ia merayakan gol di Euro 2024 dengan menunjukkan tanda tangan yang terkait dengan kelompok ultra-nasionalis. 

 

Demiral mencetak dua gol dalam kemenangan 2-1 atas Austria pada hari Selasa, yang memastikan tempat bagi Turki di perempat final. Setelah mencetak gol kedua, ia terlihat membuat tanda dengan kedua tangannya yang terkait dengan organisasi ultra-nasionalis Turki, Ulku Ocaklari, yang lebih dikenal sebagai Gray Wolves.

 

BACA JUGA: Juara Liga Inggris, Liverpool Samai Rekor Manchester United dengan 20 Gelar

Mengutip dari ESPN, pada hari Rabu, 3 Juli 2024, UEFA telah menunjuk seorang inspektur untuk menyelidiki tindakan Demiral tersebut. Namun, mereka belum menjelaskan kapan kasus ini akan diselesaikan. Pertandingan berikutnya Turki akan melawan Belanda di Berlin pada hari Sabtu, 6 Juli 2024.

 

Sebelumnya, pada tahun 2019, Demiral bersama 15 pemain Turki lainnya mendapat teguran karena memberikan salut bergaya militer dalam pertandingan, pada saat negara tersebut melakukan operasi militer di Suriah.

 

BACA JUGA: Transformasi Sepak Bola Indonesia Bawa Peringkat FIFA Timnas Melesat Naik

Kelompok Gray Wolves telah dilarang di Prancis, sementara Austria melarang penggunaan salut Gray Wolf yang banyak digunakan oleh nasionalis di Turki. 

 

Penyelidikan terhadap Demiral ini menambah catatan panjang kontroversi terkait aksi-aksi politik di lapangan sepak bola, yang sering kali memicu debat panas di kalangan publik dan otoritas sepak bola. Pada tahun-tahun sebelumnya, UEFA juga pernah menghadapi kasus serupa yang melibatkan pemain dari berbagai negara. 

 

Perilaku Demiral ini bukan hanya soal ekspresi individual, tetapi juga mencerminkan tensi politik yang lebih luas. Banyak pihak yang menganggap tindakan semacam ini bisa memicu ketegangan antarbangsa dan memperkeruh suasana kompetisi yang seharusnya berfokus pada olahraga. 

 

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia sepak bola internasional sering kali menjadi arena ekspresi politik, baik oleh pemain maupun suporter. Hal ini menimbulkan tantangan bagi UEFA dan badan sepak bola lainnya untuk menjaga integritas dan fokus kompetisi tetap pada aspek olahraga.

 


Berita Terkini