SUBANG-Lanud Raden Suryadi Suryadarma kembali menggelar Pelatihan Survival Dasar dengan sandi "Surya Sakti 2025". Kegiatan ini menjadi bagian dari program tahunan yang dirancang secara terencana untuk meningkatkan kesiapan para personel dalam menghadapi situasi darurat.
Di bawah komando Marsekal Pertama TNI Sapuan, pelatihan ini melibatkan sekitar 40 personel yang terdiri dari awak pesawat, kru, serta anggota Lanud lainnya. "Latihan ini bertujuan agar personel terbiasa dan siap bertahan hidup jika menghadapi kondisi darurat," ujar Marsekal Pertama TNI Sapuan.
Dia menjelaskan, pelatihan ini terdiri dari tiga tahapan selama tiga hari. Hari pertama diisi dengan pemberian pengetahuan dasar dan teori, hari kedua aplikasi teori di lapangan, dan hari ketiga berupa pengalaman langsung bermalam di tengah hutan.
Para peserta memulai latihan dengan baris di lapangan, menyiapkan diri untuk menghadapi berbagai simulasi situasi darurat. Dalam pelatihan ini, mereka dilatih untuk menghadapi ancaman alam, mulai dari mencari makanan dan air, membangun tempat perlindungan, hingga membaca situasi lingkungan sekitar.
Latihan "Surya Sakti 2025" juga mengadopsi beberapa skenario nyata dari kasus kecelakaan pesawat di medan sulit. Hal ini dilakukan agar para peserta memiliki gambaran dan kesiapan yang lebih mendalam dalam menghadapi berbagai situasi ekstrem. "Kita ingin mereka tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu bertahan hidup di lapangan dengan kondisi apa pun," ungkapnya.
Selain menjadi program tahunan, pelatihan ini juga merupakan dasar untuk tingkat lanjutan, yaitu survival tempur. Dalam level tersebut, peserta akan menghadapi simulasi situasi perang dengan ancaman yang lebih kompleks.
Di hari terakhir, para peserta bermalam di tengah hutan sebagai puncak latihan. Pengalaman ini memberikan mereka kesempatan untuk benar-benar merasakan situasi darurat yang sebenarnya, seperti menghadapi suhu dingin malam, serangan serangga, hingga keterbatasan makanan.
Melalui Surya Sakti 2025, Lanud Raden Suryadi Suryadarma membuktikan komitmennya dalam mencetak personel yang tangguh, adaptif, dan siap menghadapi segala situasi darurat. "Pelatihan ini tidak hanya membekali mereka dengan keterampilan bertahan hidup, tetapi juga membangun mental baja yang menjadi ciri khas prajurit TNI Angkatan Udara," pungkas Marsekal Sapuan.(cdp/sep)