Subang

Museum Outdoor Wisma Karya Subang Masuk DED Kementerian PUPR

Museum Outdoor Wisma Karya
Konsep terbaru Museum Outdoor Wisma Karya telah resmi masuk dalam review DED oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR.(Zaenal Abidin/Pasundan Ekspres)

SUBANG-Dalam upaya pengembangan infrastruktur dan destinasi budaya di Kabupaten Subang, konsep terbaru Museum Outdoor Wisma Karya telah resmi masuk dalam review Detail Engineering Design (DED) oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Museum Wisma Karya Subang, Hendrik Gunawan kepada Pasundan Ekspres, Senin (21/4).

Menurutnya, hal ini menjadi angin segar bagi masyarakat Subang, khususnya penggiat budaya, karena museum tersebut akan dikembangkan secara menyeluruh dan terintegrasi dengan berbagai fasilitas publik.

Salah satu bagian dari DED yang sudah terealisasi adalah pembangunan Sky Walk yang kini berdiri megah di kawasan pusat kota. Meskipun pembangunan fisiknya sudah selesai, namun saat ini Sky Walk tersebut belum memiliki anggaran untuk pemeliharaan.

Dalam video yang beredar saat Bupati mengunjungi lokasi, menegaskan bahwa program prioritas pemerintah daerah adalah ingin menyambungkan Sky Walk agar terintegrasi langsung dengan Alun-alun Subang dan Masjid Al-Musabaqoh. Integrasi Ini dapat meningkatkan konektivitas kawasan publik serta memperkuat daya tarik wisata religi dan budaya di jantung kota Subang.

Terkait hal tersebut, dalam review DED terbaru, diharapkan agar pengembangan Museum Outdoor Wisma Karya turut dimasukkan sebagai bagian integral dari proyek revitalisasi kawasan. Museum ini dinilai memiliki nilai sejarah dan edukasi yang tinggi serta potensi besar dalam menunjang kreativitas masyarakat, khususnya generasi muda.

Hendrik menegaskan, bahwa konsep yang dikembangkan untuk area museum harus terintegrasi dengan program kebudayaan.

Dia menjelaskan, bahwa salah satu ide yang diusulkan adalah pembangunan amfiteater terbuka yang dapat menjadi tempat pementasan kreativitas anak-anak sekolah dengan tema-tema yang berkaitan dengan sejarah dan budaya. "Kemudian dari sisi tata ruang, layout gambar yang diajukan dalam DED harus mendukung eksistensi museum. Rencana perubahan mencakup desain ulang gerbang depan museum, penataan parkir yang lebih efisien, serta pembangunan gedung seni budaya, area multimedia, dan ruang bidang visualisasi yang mendukung kegiatan edukatif dan rekreasi," ujarnya.

Selain itu, aspek pemeliharaan berbagai fasilitas juga menjadi sorotan dalam review DED kali ini. Salah satunya adalah pemeliharaan air mancur yang selama ini menjadi ikon area publik di sekitar museum. Beberapa elemen infrastruktur lainnya juga dinilai sudah waktunya untuk direvitalisasi agar tetap layak dan nyaman digunakan oleh masyarakat.

Hendrik berharap, dukungan dari Cipta Karya tidak hanya berhenti di pembangunan fisik, tetapi juga berlanjut hingga pada perencanaan matang yang menyeluruh, termasuk pemeliharaan dan pengembangan program-program kebudayaan. 

Ia menilai, keberadaan museum bukan sekadar bangunan, melainkan tempat hidupnya identitas dan sejarah lokal yang harus terus dijaga.

Dengan masuknya konsep Museum Outdoor Wisma Karya dalam review DED, diharapkan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dapat terjalin lebih kuat demi mewujudkan Subang sebagai kota yang kaya budaya, edukatif, dan ramah wisatawan.(znl/sep)

Terkini Lainnya

Lihat Semua