Kawasan Rebana Belum Memikat Banyak Investor, Nilai Investasi masih Relatif Kecil

Kawasan Rebana Belum Memikat Banyak Investor, Nilai Investasi masih Relatif Kecil

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi dalam pertemuannya bersama Mendagri, Tito Karnavian dengan sejumlah kepala daerah di BIJB Kertajati, Rabu (21/5),(Muhammad Faishal/Pasundan Ekspres)

SUBANG-Dalam pertemuannya bersama Mendagri, Tito Karnavian dengan sejumlah kepala daerah di BIJB Kertajati pada Rabu (21/5), Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menilai Kawasan Rebana yang diharapkan menjadi jantung ekonomi Jawa Barat, justru belum dapat memikat investor secara signifikan. 

Dirinya mengungkapkan total investasi yang masuk ke Jawa Barat di triwulan I 2025 sebesar Rp 68 triliun yang sebagian besar masih terserap di Kabupaten Bekasi sebesar Rp 21,4 triliun, Kabupaten Karawang Rp 15,3 triliun, Kota Bekasi Rp 3,5 triliun, serta Purwakarta Rp 4,97 triliun. 

Sedangkan di Kawasan Rebana sendiri investasi yang masuk masih relatif kecil. Kabupaten Subang sebagai kabupaten/kota dengan investasi tertinggi di Kawasan Rebana saja tercatat hanya menerima Rp 2,39 triliun, sementara kabupaten/kota lainnya di kawasan tersebut masing-masing tidak sampai di angka Rp 1 triliun. 

Ini menunjukkan bahwa nilai investasi di Kawasan Rebana masih terbilang tertinggal dibandingkan kawasan industri lama seperti Bekasi, Karawang, dan Purwakarta. 

BACA JUGA: Forum ARUS Bawah Desak Pemkab Subang Benahi Tata Kota

Dedi mengungkapkan berbagai penyebab kurang optimalnya investasi di kawasan tersebut, salah satunya belum meratanya konektivitas infrastruktur.

"Pertama, konektivitas infrastruktur belum memadai. Kedua, sarana dan prasarana seperti jaringan air bersih juga masih terbatas," ucapnya. 

Selain itu, kurang siapnya Sumber Daya Manusia juga menjadi salah satu penyebabnya, sehingga perlu ditingkatkan.

"Harus ada link and match antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Jangan sampai anak SMK belajar tiga tahun, tapi saat lulus masih harus kursus lagi agar bisa diterima industri," ucapnya. 

BACA JUGA: Disdukcapil Subang Targetkan Ratusan Ribu Anak Miliki KIA, Identitas Resmi sebelum Miliki KTP

Ia pun menekankan pentingnya peran pemerintah dalam memastikan masyarakat untuk dapat merasakan dampak positif dari investasi yang ada. 

Dedi pun menambahkan investasi yang masuk tidak harus selalu manufaktur atau industri, tetapi juga bisa di sektor pariwisata, industri kreatif, serta sektor pertanian yang memiliki potensi yang besar.

"Saat akhir pekan, para pekerja butuh hiburan, kuliner, dan itu semua bisa menjadi penggerak ekonomi," ucapnya.(fsh/sep)


Berita Terkini