Sedikit Demi Sedikit Lama-lama jadi Bukit, Perelek 500 Rupiah Punya Kas RT 12 Juta

Warga di Desa Sukamelang RT 04 menjalani program Perelek Siskamling. HADI MARTADINATA/PASUNDAN EKSPRES
“Ini bukti bahwa masyarakat mampu memberdayakan dirinya sendiri. Hanya dengan iuran Rp500 setiap malam, tapi bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Ini patut jadi model pemberdayaan warga di tingkat paling bawah,” ujar Ipa.
Ia juga menyampaikan pihak kecamatan siap memberikan dukungan dan pendampingan jika program perelek seperti ini akan diperluas atau ditingkatkan skalanya di desa lain.
Program perelek yang dilakukan warga RT 04 ini bukan hanya sekadar kegiatan mengumpulkan uang receh. Lebih dari itu, ini adalah simbol solidaritas dan semangat kemandirian masyarakat desa.
Di tengah tantangan ekonomi dan minimnya fasilitas, warga mampu menunjukkan bahwa dengan bersatu dan konsisten, banyak hal bisa dicapai bersama.
Selain itu, keunikan program ini juga menjadi daya tarik tersendiri. Penggunaan bambu sebagai wadah penyimpanan perelek tidak hanya praktis dan murah, tapi juga memberikan kesan kearifan lokal yang masih terpelihara di tengah gempuran modernisasi.
“Setiap malam, siskamling tinggal keliling ambil perelek dari bambu yang dipaku di depan rumah. Simple tapi efektif,” kata salah satu warga yang juga ikut aktif ronda malam.
Semangat gotong royong yang terus terjaga dan inovasi warga yang tidak pernah padam, Desa Sukamelang, khususnya RT 04, telah memberikan contoh nyata bagaimana pemberdayaan masyarakat bisa dimulai dari hal kecil namun berdampak besar.
Perelek di RT 04 Sukamelang bukan hanya soal uang receh, tapi soal nilai-nilai luhur yang harus terus dirawat dan diwariskan: kebersamaan, tanggung jawab sosial, dan rasa memiliki terhadap lingkungan sekitar.(hdi)