SUBANG-Proses sedimentasi menahun akhirnya sebuah saluran irigasi mengalami pendangkalan dan penyempitan saluran. Otomatis saat debit air meningkat, air bisa meluap atau bahkan menjebol daerah aliran sungai tersebut.
Seperti yang saat ini sedang dilaksanakan di saluran irigasi Cipanyairan yang melintas di tiga desa, yaitu Desa Bendungan, Margahayu dan Munjul. Cipanyairan itu juga kerap dijadikan sumber pasokan air saat musim kemarau, dengan cara menggunakan mesin pompa. Karena di sepanjang aliran Cipanyairan itu, terdapat area pertanian sekitar 50 hektaran lebih.
Kepala Desa Munjul Unay menyampaikan, bahwa pengerjaan normalisasi itu dikerjakan oleh pihak ketiga atau kontraktor, dan tidak tahu persis berapa nilai anggarannya. Karena sebagian irigasi Cipanyairan itu melintas ke wilayah pertanian Desa Munjul. Tetapi kalau diukur panjannya saluran Cipanyairan itu yang melintasi tiga desa tadi, cukup.panjang juga ada sekitar 1 kilometeran. "Kita hanya penerima manfaat saja, yang penting saluran itu jadi normal.kembali, tidak.dangkal dan sempit," kata Unay.
Sementara itu, salahseorang petani setempat H. Mulhat menyambut baik dengan adanya normalisasi saluran Cipanyairan itu. Karena menurut dia, selain dangkal dan sempit, juga banyaknya pepohona di kanan dan kiri irigasi itu menjadi sarang burung burung, yang tentunya menjadi salahsatu musuh petani saat padi mulai berbulir, bulir padi itu menjadi sasaran burung burung kecil yang bersarang disana.
Soal pengdangkalan dan penyempitan juga menjadi gangguan bagi petani, dimana saat musim.hujan deras, debit air meningkat, kerap tanah tidak kuat menahan gerusan air itu, akhirnya jebol dan air meluap ke area sawah petani. "Makanya kita sangat setuju ada normalisasi ini, saluran tidak dangkal dan area tanah tepian saluran lebih lebar, jadi lebih kuat menahan air, saat debit air meningkat, dan mudah-mudahan mencegah banjir juga,"tukasnya.(dan/sep)