Daerah

Sekjen PB PGRI Berbagi Ilmu dengan Guru dan Tendik Perguruan Yasri, Pembelajaran Harus Menyenangkan dan Menggembirakan

perguruan Yasri Purwakarta

PURWAKARTA-Sekjen Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Dudung Abdul Qadir berbagi ilmu dan pengalamannya dengan para guru dan tenaga pendidik (tendik) perguruan Yasri Purwakarta, beberapa waktu lalu.

Dudung hadir sebagai pemateri pada Workshop Strategi Pembelajaran Inovatif dan Efektif untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Membentuk Karakteristik Siswa se-Perguruan Yasri yang digelar di Aula Lantai 3 SMK Bina Budi Purwakarta.

Materi yang disampaikannya adalah tentang perencanaan pembelajaran penyajian materi yang menarik dan efektif. Adapun peserta workshop adalah guru dan tendik TKIT Cendekia, SDIT Cendekia, SMPIT Cendekia, SMK Farmasi dan SMK Bina Budi.

"Banyaklah bermimpi, karena dengan bermimpi maka Anda akan banyak merencanakan. Dengan banyak merencanakan maka Anda akan banyak melakukan, dan dengan banyak melakukan maka Anda akan banyak menghasilkan," kata Dudung saat menyapa para peserta workshop.

Disebutkannya, pembelajaran itu harus menyenangkan dan menggembirakan. Untuk itu, sambungnya, ada tiga hal terkait perencanaan pembelajaran tersebut. Pertama, bagaimana guru siap memahami perkembangan peserta didik. 

"Kedua, guru mau belajar ketika menyajikan pembelajaran itu, yakni dengan menyiapkan alat dan model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan tugas anak," ujarnya.

Adapun yang ketiga, kata Dudung, para guru dilatih untuk melakukan sebuah kontekstual learning bagaimana pembelajaran itu diutarakan atau disampaikan. "Guru memberikan sebuah keterampilan proses sesuai dengan tugas dan perkembangan yang dimiliki oleh anak didiknya," ucap Dudung.

Dengan demikian, guru dapat membimbing anak dalam menemukan fakta dan konsep suatu hal, kemudian mengumpulkan fakta dan konsep itu hingga anak dapat menarik kesimpulan. Anak pun akan belajar bagaimana pengetahuan prosedural yang akhirnya anak akan belajar terkait berpikir kritis.

"Hal inilah yang diharapkan Menteri Pendidikan Bapak Abdul Mu'ti. Dengan konsep deep learning maupun mindful learning, anak-anak dikuatkan literasi dan numerasinya sehingga memiliki logika sistemik dan berpikir kritis," kata Dudung. 

Adapun untuk guru, lanjutnya, agar dilatih membuat suasana kelas yang membahagiakan. Guru dilatih bagaimana membuat perencanaan pembelajaran sehingga proses pembelajaran itu menggembirakan dan  tidak membuat stres. 

"Guru-guru merencanakan dan memastikan supaya pembelajaran itu hasilnya membuat guru senang, siswa bahagia dan orang tua pun senang. Sehingga, tidak ada lagi bullying maupun intoleransi. Transformasi pembelajaran di dalam kelas harus terus dilakukan," ujarnya.

Sementara itu, pemateri lainnya, Ir. Nuur Wachid Abdul Majid, M.Pd., yang merupakan Ketua Program Studi Pendidikan Sistem dan Teknologi Informasi Universitas Pendidikan Indonesia menyampaikan, guru harus bisa menerapkan teknologi di dalam kelas, bisa lebih aktif dan berpusat kepada siswa.

"Dalam pembelajaran saat ini, apalagi tuntutan dari kurikulum baru, guru dituntut untuk bisa lebih inovatif, bisa melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dan bagaimana siswa pun bisa mengungkapkan ide-ide mereka," ucap Wachid.

Konsep inilah, kata Wachid, yang harus dikuatkan dalam proses pembelajaran. Memang perlu ada tambahan teknologi untuk medianya. Misalnya, penggunaan menti.com atau mentimeter.com yang merupakan platform presentasi interaktif.

"Platform ini memungkinkan guru untuk mempersiapkan, menyajikan, dan mendistribusikan materi pembelajaran dengan cara yang lebih menarik," kata Wachid.

Lebih lanjut Wachid menyebutkan, mau tak mau guru harus memahami artificial intelligence atau AI. Saat ini keberadaan AI semakin memudahkan pembelajaran akan tetapi di sisi lain juga memanjakan. "Guru jangan sampai tertinggal dari anak didiknya karena AI ini sangat mudah diakses," ujarnya.(add)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua