SUBANG-Berbicara tentang buah tangan di wisata Subang Selatan, khususnya di kawasan wisata Sari Ater, keripik bayam menjadi salah satu oleh-oleh yang tak boleh dilewatkan. Makanan ringan ini memiliki tekstur yang renyah, rasa gurih yang khas, dan mampu menggugah selera siapa pun yang mencicipinya.
Salah satu pelopor keripik bayam di daerah ini adalah H. Dedi, yang telah menjalankan usaha ini sejak tahun 2010.
H. Dedi memulai usaha keripik bayamnya dengan semangat untuk mengenalkan cita rasa khas Subang Selatan kepada para wisatawan.
Awalnya, usaha ini hanya dilakukan dengan skala kecil, namun berkat ketekunan dan keunikan produk yang ditawarkan, keripik bayam kreasinya mulai dikenal luas. "Saya ingin memberikan sesuatu yang berbeda kepada wisatawan yang datang ke Sari Ater, dan keripik bayam ini ternyata diterima dengan sangat baik," ujarnya.
Belasan tahun berkecimpung dalam dunia usaha keripik bayam menjadikan H. Dedi sebagai salah satu figur penting dalam pengembangan oleh-oleh khas Sari Ater.
Meskipun begitu, perjalanan ini tidak selalu mulus. Penjualan dan omzet kerap mengalami naik turun, terutama saat musim kunjungan wisatawan menurun. Namun, semangat untuk terus berinovasi membuat usahanya tetap bertahan.
Setiap hari, H. Dedi membuka lapaknya di dalan kawasan wisata Sari Ater. Lokasinya yang strategis membuat keripik bayamnya menjadi incaran para wisatawan.
Tidak hanya menjual produk jadi, H. Dedi juga sering berinteraksi dengan pembeli, memberikan informasi tentang proses pembuatan keripik bayam, dan menjelaskan manfaat bayam bagi kesehatan. "Keripik bayam ini bukan hanya enak, tapi juga sehat karena bahan bakunya alami," kata H. Dedi.
Para wisatawan seringkali membeli dalam jumlah besar untuk dijadikan oleh-oleh keluarga di rumah.
Keripik bayam buatan H. Dedi dibuat dengan proses yang cukup sederhana namun membutuhkan ketelitian mulai dari pemilihan bayam, pembuatan adonan tepung, proses penggorengan dan pengemasan.
Daun bayam segar dipilih dengan hati-hati untuk memastikan kualitas keripik. Biasanya, bayam lokal dari petani setempat menjadi pilihan utama.
Kemudian, adonan tepung terbuat dari campuran tepung terigu, tepung beras, bawang putih, garam, dan bumbu-bumbu lainnya. Adonan ini berfungsi sebagai pelapis daun bayam.
Daun bayam yang telah dicelupkan ke dalam adonan digoreng dalam minyak panas hingga berwarna keemasan dan renyah. Setelah dingin, keripik bayam dikemas dalam plastik atau kemasan khusus untuk menjaga kerenyahannya.
Keripik bayam kini telah menjadi ikon kuliner khas Subang Selatan. Banyak wisatawan yang mengaku selalu mencari keripik ini setiap kali berkunjung ke Sari Ater.
Keunikan rasa dan teksturnya menjadikan keripik bayam tidak hanya sebagai camilan, tetapi juga sebagai cara untuk mengenang keindahan dan keramahan Subang Selatan.
Melalui dedikasi H. Dedi dan para pelaku usaha lainnya, keripik bayam membuktikan bahwa makanan sederhana dapat menjadi simbol budaya dan ekonomi lokal yang membanggakan. Jadi, jika Anda berkunjung ke Subang Selatan, jangan lupa membawa pulang keripik bayam sebagai oleh-oleh istimewa.(cdp/sep)