PURWAKARTA – Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCT) di Purwakarta mendapat perhatian serius dari Asep Saeful Millah, mantan anggota DPRD Fraksi PKB sekaligus Ketua Pagar Nusa Jawa Barat.
Dirinya menyoroti pemanfaatan dana tersebut yang dinilai belum optimal dan mengusulkan agar DBHCT digunakan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya melalui pengembangan alternatif bisnis pertanian.
Asep menyatakan bahwa pajak cukai dari rokok, yang menjadi sumber DBHCT, seharusnya dapat dimanfaatkan lebih baik untuk mendukung pemberdayaan pemuda dan menciptakan lapangan kerja.
"Kami telah membentuk tim investigasi dan evaluasi untuk memastikan bahwa penggunaan dana hasil tembakau dan pajak rokok di Purwakarta tepat sasaran," ujar Asep pada Selasa (7/1/2025).
Berdasarkan data Skill Development Center (SDC) Kabupaten Purwakarta, dari sekitar 450.000 angkatan kerja, sebanyak 60.000 orang masih menganggur. Tingginya angka pengangguran ini, menurut Asep, menjadi tantangan besar yang perlu diatasi dengan memaksimalkan DBHCT.
Asep mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.07/2020, yang mencantumkan klausul tentang pemberdayaan kewirausahaan sebagai salah satu alokasi dana DBHCT.
"Dengan semakin ketatnya persaingan kerja, kami berharap dana DBHCT bisa digunakan untuk menciptakan peluang baru bagi pemuda Purwakarta, baik dalam wirausaha maupun peningkatan keterampilan," tegasnya.
Asep juga mengusulkan agar dana DBHCT digunakan untuk memberdayakan petani lokal menanam tembakau dan cengkeh, sehingga bisa membuka ruang bisnis baru.
"Daripada hanya menekan konsumsi rokok yang sulit dilakukan, lebih baik memanfaatkan potensi lokal untuk menciptakan produk tembakau lokal yang dapat menghasilkan cuan dan membuka lapangan kerja," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa dengan pengelolaan yang tepat, sektor tembakau lokal tidak hanya mampu meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap ekonomi mikro di Purwakarta.
Sebagai langkah konkret, Asep meminta pemerintah daerah yang baru terpilih untuk memastikan alokasi dana DBHCT diarahkan pada program-program yang tepat sasaran.
"Kami ingin melihat pemanfaatan DBHCT yang lebih strategis, tidak hanya untuk kesehatan, tetapi juga untuk pemberdayaan ekonomi, khususnya bagi pemuda dan petani di Purwakarta," pungkasnya.
Dengan pemanfaatan dana yang lebih efektif, Asep berharap keberadaan DBHCT dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Purwakarta.(mas)