Daerah

Diserang Hama Patek dan Ulat, Panen Cabai Petani Margasari Berkurang 40%

Petani Margasari
Hama patek dan ulat buah kini tengah meresahkan para petani cabai di Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan, Purwakarta.(Adam Sumarto/Pasundan Ekspres)

PURWAKARTA-Di tengah melambungnya harga cabai di pasaran, serangan hama patek dan ulat buah kini tengah meresahkan para petani di Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan, Purwakarta, Selasa (14/1).

Hama tersebut merusak tanaman cabai menjadi busuk, kering dan rontok. Para petani pun terpaksa harus memanen sisa cabai dari serangan hama tersebut. 

Seperti dilakukan salah satu petani, Adi Supriadi. Dirinya menyebutkan, serangan hama patek dan ulat sangat berpengaruh terhadap hasil panen. Cabai yang busuk dan rontok oleh hama menjadikan hasil panen menurun dari biasanya.

"Ini karena patek jadi pada busuk, terus rontok pada jatuh sama ulat. Jadi hasil panen sekarang sedikit, berkurang sekitar 40 persen," kata Adi kepada wartawan.

Adi menuturkan, serangan hama yang sedang terjadi disebabkan oleh tingginya intensitas hujan dalam beberapa waktu terakhir di Kabupaten Purwakarta. 

Tak hanya itu, kata dia, lembabnya cuaca pun menjadikan hama mudah menyerang tanaman cabai. 

Adi juga mengaku terus berupaya membasmi hama tersebut dengan melakukan penyemprotan obat hama. Namun hama membandel, sehingga hasil panen cabainya menurun. 

Meski demikian, dirinya merasa tertolong dengan tingginya harga jual cabai. 

"Harga alhamdulillah, untuk kebutuhan ketutup. Kita jual Rp40 ribu sampai Rp45 ribu, kalau yang merah bisa sampai Rp60 ribu atau Rp70 ribu. Tapi tetap saja, hasil panennya nggak banyak," ujarnya.

Adi berharap, kondisi tersebut dapat segera teratasi sehingga para petani cabai dapat menikmati hasil yang sepadan atas usaha penanaman yang telah dilakukan. 

"Ya harapannya hama ini bisa diatasi, supaya hasil panennya banyak dan melimpah," harapnya. 

Hal senanda juga disampaikan petani cabai lainnya, Amad. Dikatakannya bahwa meski hasil panen tidak maksimal karena disebabkan oleh hama, dirinya tetap menerima hasil tersebut. 

"Ya diterima saja, kita kan juga sudah coba musnahin. Walaupun panennya gak banyak tapi disyukurin aja, karena ini pencaharian satu-satunya," ujar Amad.(add)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua