SUBANG-Peringatan Hari Desa Nasional membawa angin segar bagi pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di seluruh Indonesia, termasuk Kabupaten Subang. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Yandri Susanto, mencanangkan 12 program strategis yang salah satunya berfokus pada pencarian pasar ekspor untuk produk BUMDes.
Ketua Forum BUMDes Subang, Urip Soeprianto atau sering di panggil Bos Urip, menyambut positif inisiatif ini. Menurutnya, program tersebut sangat potensial untuk mengembangkan BUMDes di Subang secara khusus, dan di Indonesia secara umum.
"Potensi-potensi ini semuanya bisa menjadi produktivitas bagi kegiatan BUMDes. Dengan dukungan pemerintah, BUMDes diharapkan dapat memperluas jaringan pemasaran, termasuk ke pasar internasional," kata Bos Urip Selasa (14/1).
Bos Urip menambahkan, pihaknya siap berkolaborasi untuk menjangkau pasar yang lebih besar melalui komunikasi dan diplomasi dengan berbagai pihak.
"Kami di Forum BUMDes sangat siap untuk menggaet pasar yang lebih besar. Ini hanya soal bagaimana kita berkomunikasi dan menjalin diplomasi dengan mitra potensial," lanjutnya.
"Ke depan, Forum BUMDes Subang akan terus melakukan evaluasi untuk menentukan langkah-langkah strategis yang harus segera diambil. Evaluasi ini bertujuan untuk memastikan seluruh BUMDes di Subang mampu memanfaatkan peluang besar dari program Mendes PDTT," tambahnya.
Sekretaris Jenderal Forum BUMDes Subang, Nana, menyampaikan bahwa saat ini terdapat 18 BUMDes aktif yang turut serta dalam pameran produk unggulan di Festival "bangun desa bangun Indonesia". Produk-produk ini mencerminkan ciri khas dari masing-masing desa, seperti keripik Sorani, opak, dan berbagai olahan berbahan dasar nanas.
"Mudah-mudahan melalui festival ini, produk BUMDes dari Subang bisa naik kelas dan semakin dikenal luas. Subang memiliki ratusan jenis produk unggulan yang semuanya memiliki potensi besar," ujar Nana.
Nana menambahkan, setiap BUMDes di Subang berfokus pada pengembangan produk yang menjadi ciri khas desanya masing-masing. Sebagai contoh, Subang Selatan yang terkenal dengan nanasnya memiliki berbagai produk turunan seperti sirup dan keripik nanas.
Kabid Hukum Forum BUMDes Subang, Nurul Mukmin, mengungkapkan bahwa dari 253 desa di Subang, sebanyak 145 BUMDes telah aktif dan legalitasnya telah diproses. Menurutnya, legalitas menjadi syarat utama untuk membangun kerjasama dengan pihak ketiga.
"Legalitas BUMDes sangat penting. Pemerintah pusat, provinsi, maupun daerah membutuhkan regulasi yang jelas untuk memberikan dukungan. Legalitas ini menjadi prasyarat bagi BUMDes untuk mendapatkan berbagai fasilitas, termasuk dalam konteks kerjasama dengan pihak ketiga," jelas Nurul.
Dia juga menegaskan, pada tahun 2025, Forum BUMDes Subang telah siap menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Salah satu program strategis yang menjadi fokus adalah mendukung program makan bergizi gratis (MBG).
"Kami di Forum BUMDes sangat mendorong BUMDes untuk menjadi mitra dalam program makan bergizi gratis. Regulasi dan kesiapan operasional menjadi prioritas utama kami," tutur Nurul.
Nurul juga menekankan bahwa BUMDes di Subang yang telah memenuhi regulasi akan menjadi mitra utama dalam menjalankan program MBG. Program ini diharapkan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat desa sekaligus meningkatkan produktivitas ekonomi.
"Dengan legalitas yang sudah terpenuhi, kami optimis BUMDes se-Kabupaten Subang dapat menjadi mitra strategis untuk berbagai program pembangunan, termasuk program makan bergizi gratis. Ini adalah langkah besar menuju kemajuan desa," tambahnya.
Melalui peringatan Hari Desa Nasional, Forum BUMDes Subang berharap seluruh BUMDes Indonesia khususnya Kabupaten Subang dapat semakin berkembang dan berdaya saing. Dukungan dari pemerintah pusat, melalui program-program strategis Mendes PDT, menjadi katalisator bagi pengembangan potensi desa.(hdi/sep)