Daerah

CEO Pasundan Ekspres Mohamad Fauzi Bagikan Kisah Pertahankan Eksistensi Media

CEO Pasundan Ekspres, Mohamad Fauzi, berbagi cerita tentang perjuangan mempertahankan eksistensi koran ini dalam acara Ngabuburead Bareng yang berlangsung di Universitas Subang (Unsub) pada Jumat, (7/3/2025).
CEO Pasundan Ekspres, Mohamad Fauzi, berbagi cerita tentang perjuangan mempertahankan eksistensi koran ini dalam acara Ngabuburead Bareng yang berlangsung di Universitas Subang (Unsub) pada Jumat, (7/3/2025).

SUBANG-Dunia media cetak semakin menghadapi tantangan di era digital. Namun, Pasundan Ekspres, sebagai salah satu koran harian umum, tetap berdiri tegak menghadapi badai perubahan zaman. 

CEO Pasundan Ekspres, Mohamad Fauzi, berbagi cerita tentang perjuangan mempertahankan eksistensi koran ini dalam acara Ngabuburead Bareng yang berlangsung di Universitas Subang (Unsub) pada Jumat, (7/3/2025). 

Acara yang mengusung tema “Merajut Berkah Ramadhan Lewat Jalur Maya” ini menjadi ajang diskusi menarik tentang bagaimana media cetak harus beradaptasi di tengah derasnya arus digitalisasi.

Pasundan Ekspres bukanlah pemain baru dalam dunia jurnalistik. Koran ini pertama kali terbit pada 26 Maret 2008 dan sejak itu telah menjadi sumber informasi utama bagi masyarakat di wilayah Subang, Purwakarta, Karawang, dan Bandung Barat.

Seiring perkembangan zaman, media ini tidak hanya mengandalkan koran cetak, tetapi juga mulai mengelola media online dan media sosial secara profesional. Hal ini dilakukan agar tetap relevan dengan kebutuhan pembaca modern yang kini lebih banyak mengonsumsi berita melalui perangkat digital.

Menurut Mohamad Fauzi, tantangan utama dalam mempertahankan eksistensi koran cetak adalah perubahan pola konsumsi berita.

"Dulu orang-orang pagi-pagi beli koran, sekarang cukup buka HP, semua berita sudah tersedia. Kalau kita tidak adaptasi, kita akan tertinggal," ujar Fauzi.

Ia menekankan digitalisasi bukanlah ancaman, tetapi peluang untuk memperluas jangkauan. Oleh karena itu, Pasundan Ekspres terus melakukan inovasi, termasuk dengan memperkuat kehadiran di media sosial, website berita, dan platform digital lainnya.

Selain itu, ada tantangan dalam pendanaan dan iklan. Sebagian besar pengiklan kini lebih memilih media digital yang menawarkan jangkauan lebih luas dengan biaya yang lebih efisien. Hal ini membuat media cetak harus berpikir kreatif untuk tetap menarik minat pengiklan.

Untuk bertahan, Pasundan Ekspres menerapkan beberapa strategi utama. 

Pertama, transformasi digital. Pasundan Ekspres kini tidak hanya bergantung pada versi cetak, tetapi juga telah mengembangkan media online yang aktif dan interaktif. Situs berita mereka diperbarui setiap hari dengan informasi terbaru yang relevan bagi pembaca.

Kedua, penguatan media sosial. Tim Pasundan Ekspres juga mulai aktif di Instagram, Facebook, TikTok, dan YouTube untuk menjangkau audiens yang lebih luas.

Ketiga, model bisnis berlangganan. Selain mengandalkan iklan, koran ini juga mulai menawarkan konten eksklusif berbayar di platform digitalnya.

Keempat, event dan kolaborasi. Mengadakan acara seperti Ngabuburead Bareng menjadi salah satu cara untuk tetap terhubung dengan pembaca, sekaligus memperkenalkan jurnalisme kepada generasi muda.

Fauzi optimistis bahwa media lokal seperti Pasundan Ekspres masih memiliki peran penting.

"Media lokal punya kedekatan emosional dengan pembacanya. Kita menyajikan berita yang benar-benar relevan dengan kehidupan mereka. Ini yang tidak bisa digantikan oleh media nasional atau internasional," katanya.

Ia berharap, Pasundan Ekspres bisa terus berkembang dan menjadi bagian dari ekosistem media digital tanpa meninggalkan identitasnya sebagai koran lokal yang terpercaya.

Acara Ngabuburead Bareng ini pun diakhiri dengan sesi diskusi interaktif, di mana mahasiswa Unsub antusias bertanya tentang masa depan jurnalistik di era digital.

Diketahui, momen bulan Ramadan dimanfaatkan sejumlah elemen untuk berlomba menebar keshalihan sosial, baik secara spiritualitas maupun dalam aksi di lapangan.

TINTAHIJAU Grup, menjadikan Bulan Ramadan ini sebagai momen untuk berbagi pemahaman dan pengalaman lewat Kegiatan NgabubuREAD. Dengan melibatkan dua platform baru; Lapak Subang dan Almamater, kegiatan NgabubuREAD ini digelar secara marathon di tiga Kampus, yakni Universitas Subang, STIESA Subang dan Universitas Mandiri Subang.

"Hari ini adalah pembukaan dari kegiatan NgabubuREAD ini. Selanjutnya kita akan NgabubuREAD di dua kampus lainnya di setiap hari Jumat. Dan seharusnya Pembukaan ini oleh Pak Bupati, tapi sayang beliau gak bisa hadir," kata Ketua Panitia Kiki M Iqbal.

Kiki menerangkan, dalam NgabubuREAD ini diisi dengan kegiatan seminar dan atau diskusi antara mahasiswa dengan pemateri, Ceramah Agama dan Buka Puasa Bersama.

Pemateri dalam mengisi NgabubuREAD ini adalah CEO Pasundan Ekspres Mohamad Fauzi, CEO TINTAHIJAU.com Annas Nashrullah dan sejumlah nama lainnya.

"Setiap sesi, kita membiasakan dengan Kultum sebelum Buka Puasa Bersama. Kita hadirkan juga beberapa Ustadz kondang utuk mengisi Kultum ini," imbuhnya. 

CEO TINTAHIJAU Grup, Annas Nashrullah menyebutkan kegiatan ini bagian dari respon dengan optimisme pemerintah terkait industrialisasi dan program pembangunan yang partisipatif.

Melalui pemahaman dan pemanfaatan fasilitas di era digitalisasi ini diharapkan mampu memberi penguatan dan pemahaman dalam membaca tanda alam; baik tantangan dan peluang yang datang bersama industrialisasi. 

"Hadirnya industrialisasi ini, tidak mengharuskan semua warga Subang menjadi karyawan, tapi harus ada di antaranya jadi Bos Karyawan. NgabubuREAD ini salah satunya untuk menggeser kiblat orientasi teman-teman anak muda," katanya. 

Di bagian lain, Pemkab Subang dibawah kepemimpinan Reynaldy Putra memastikan masyarakat tidak hanya menjadi subjek tapi harus menjadi objek pembangunan atau pembangunan patisipatif.

"Ada istilah pembangunan partisipatif yang didalamnya adalah semua kita ikut berpartisipasi dalam pembangunan di semua bidang. Dan forum semacam ini bagian dari upaya untuk menyiapkan partisipasn untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan," imbuhnya. 

Kegiatan NgabubuREAD ini juga disuport penuh pihak kampus Universitas Subang, STIESA dan Kampus Universitas Mandiri. Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Perumda Tirta Rangga Subang dan PT Dahana Subang.

Acara perdana di Kampus Unsub ini dibuka dan dihadiri langsung oleh Rektor Unsub Dr Komir Bastaman. Dia mengapresiasi kegiatan ini. 

Dukungan Rektor ini juga dibuktikan dengan melibatkan banyak mahasiswa untuk mengikuti acara NgabubuREAD. 

Acara NgabubuREAD ini juga diisi dengan tausyiah dari Ustad Totong Munandar.(hdi/ysp) 

 

 

 

 

 

Terkini Lainnya

Lihat Semua