PURWAKARTA-Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kecamatan Tegalwaru beberapa hari terakhir menyebabkan longsor di jalan kabupaten yang menghubungkan Desa Batutumpang dengan Desa Pamalayan.
Longsor diakibatkan curah hujan tinggi yang menyebabkan tanah di sekitar bahu jalan menjadi jenuh dan kehilangan daya ikatnya, sehingga memicu terjadinya longsor yang cukup parah pada Sabtu (8/3) lalu.
Camat Tegalwaru Beny Primiadi menjelaskan, peristiwa ini mengakibatkan akses jalan utama sepanjang 20 meter dengan lebar 3 meter amblas. Adapun tinggi longsoran mencapai 25 meter.
"Longsor terjadi akibat intensitas hujan yang sangat tinggi dalam beberapa hari terakhir. Kondisi ini diperburuk oleh aliran air yang terus-menerus mengikis tanah di sekitar bahu jalan. Akibatnya, jalan penghubung Desa Batutumpang dengan Desa Pamalayan terputus sementara waktu," kata Beny kepada wartawan, Selasa (11/3).
Sejak peristiwa tersebut, kata Beny, upaya penanggulangan sudah dilakukan, termasuk pemasangan safety line untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kami sudah menerima laporan dan langsung melakukan asesmen di lapangan bersama BPBD Purwakarta. Pihak BPBD juga telah memasang garis pengaman di area longsor untuk memastikan keselamatan masyarakat yang melintas," ujarnya.
Akan tetapi, lanjut dia, kondisi saat ini masih menyisakan tantangan besar. Jalan yang amblas hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua, sementara kendaraan roda empat terhambat.
"Kami segera berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memperbaiki akses jalan yang amblas dan berharap perbaikan dapat segera dilaksanakan," ucap Beny.
Dirinya mengungkap bahwa kebutuhan mendesak yang saat ini diperlukan adalah terpal untuk menutup area longsor guna mengurangi dampak buruk lebih lanjut.
"Kami juga mengimbau warga untuk lebih berhati-hati ketika melewati area tersebut," kata Beny menambahkan.
Meskipun hingga kini belum ada korban jiwa, lanjut dia, kecemasan akan potensi lebih lanjut tetap ada.
"Kami akan terus memantau dan melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan akses jalan ini dapat segera normal kembali," ujar Beny.
Sebelumnya, pada Minggu (9/3) di kecamatan yang sama, tepatnya di Desa Cisarua juga terjadi bencana pergeseran tanah.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun, dampaknya empat rumah rusak dan satu masjid rusak total.
"Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, keempat rumah tersebut telah dikosongkan. Adapun para penghuni mengungsi ke rumah kerabatnya di lokasi yang lebih aman," ucap Beny.
Pergeseran tanah juga, kata dia, membuat jalan desa yang berada di lokasi kejadian, tepatnya di Kampung Bungursarang, mengalami rusak parah. "Pengendara yang melintas harus melaju dengan hati-hati," kata Beny.
Pihaknya juga sudah melaporkan kejadian tersebut kepada Bupati Purwakarta. "Kami juga mengantisipasi bantuan untuk korban, mengingat saat ini bulan puasa. Kami pastikan kebutuhan seperti sahur dan berbuka dapat dipenuhi," ujarnya.
Sementara itu, Enan (46) salah satu warga yang terdampak mengaku mendengar suara gemuruh dan dentuman keras saat peristiwa terjadi.
"Kejadian sekitar pukul 22.00 WIB, ada suara gemuruh disusul dentuman keras dari belakang rumah, masjid sudah roboh. Saat kejadian juga hujan deras," ucap Enan.
Ia menyebutkan, dari peristiwa pergeseran tanah ini, ada empat rumah yang mengalami kerusakan dan masjid rusak parah.
"Iya ada empat rumah, alhamdulillah sudah pada ngungsi semua sekarang. Takut, kejadian serupa lagi, malah makin parah bisa roboh rumahnya," katanya.(add)