IMM dan GMNI Audiensi di DPRD Subang, Sampaikan 10 Tuntutan Strategis Mahasiswa Subang

IMM dan GMNI Audiensi di DPRD Subang, Sampaikan 10 Tuntutan Strategis Mahasiswa Subang

Audiensi bersama Anggota DPRD. HADI MARTADINATA/PASUNDAN EKSPRES

SUBANG – Setelah aksi teatrikal mereka pada 12 Juni 2025 mengguncang depan Kantor Bupati dan Gedung DPRD, dua organisasi mahasiswa besar, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Subang dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Subang, kembali membuat gebrakan. 

Kali ini, mereka hadir dalam forum audiensi resmi di Gedung DPRD Kabupaten Subang pada (16/6/2025), membawa 10 tuntutan strategis yang diyakini mewakili aspirasi rakyat kecil.

Dipimpin oleh Iqbal Maulana (Ketua IMM Subang) dan Muhammad Riefky Alfathan (Ketua GMNI Subang), pertemuan ini langsung diterima oleh jajaran pimpinan DPRD: Viktor Wirabuana (Ketua DPRD), Tegar Jasa Priatna (Wakil Ketua II), Udaya (Wakil Ketua III), dan Dan Agung (Anggota DPRD).

“Ini bukan sekadar audiensi biasa, tapi suara rakyat yang selama ini terabaikan,” tegas Iqbal Maulana membuka pertemuan.

BACA JUGA: GP Ansor Purwakarta Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Pasirmunjul

Audiensi yang berlangsung hangat namun penuh tekanan itu merupakan tindak lanjut dari aksi unjuk rasa tanggal 12 Juni yang menarik perhatian publik karena aksi simbolik pemberian “penghargaan” kepada Bupati Subang atas penertiban bangunan liar. 

Namun, dalam forum resmi ini, mahasiswa menegaskan bahwa penertiban harus adil dan disertai solusi, bukan sekadar menggusur.

10 Tuntutan Strategis Mahasiswa Subang:

  1. Penertiban bangunan liar secara adil dan menyeluruh di seluruh wilayah Subang tanpa tebang pilih. Pedagang kecil harus mendapat solusi manusiawi, bukan digusur tanpa arah.
  2. Hentikan kebijakan anti-rakyat, terutama yang menyengsarakan kelompok kecil, buruh, petani, dan pedagang kaki lima.
  3. Sinkronisasi RTRW Subang dengan Provinsi. Mahasiswa mengecam rencana pemotongan jalur provinsi yang berpotensi semrawut dan merusak wajah kota.
  4. Perbaiki infrastruktur jalan sesuai amanat UU No. 22 Tahun 2009. Banyak jalan rusak parah yang membahayakan pengguna.
  5. Reformasi birokrasi total. IMM dan GMNI menyoroti 9 dari 30 OPD belum optimal, dan rangkap jabatan masih terjadi.
  6. Masalah ketenagakerjaan & outsourcing jadi sorotan. Mahasiswa mendesak Pemkab mempersiapkan SDM lokal untuk menghadapi industrialisasi Subang.
  7. Pemerataan akses dan kualitas pendidikan, mengacu pada Perda No. 4 Tahun 2024. Masih banyak desa dengan fasilitas pendidikan yang minim.
  8. Gunakan APBD dengan bijak. Mahasiswa mengecam pemborosan anggaran untuk kegiatan seremonial yang minim manfaat nyata.
  9. Audit menyeluruh PAD Subang. IMM dan GMNI menuntut transparansi pengelolaan anggaran agar bebas dari kebocoran.
  10. Lindungi ruang terbuka hijau dan kelola sampah secara serius. Mereka menekankan pentingnya komitmen terhadap lingkungan hidup yang berkelanjutan.

BACA JUGA: Hanya Minta Haknya, Pemilik Asli Lahan SMPN 1 Babakan Cikao di Purwakarta Selalu Buka Komunikasi Agar Siswa Tak Jadi Korban

Audiensi yang berlangsung kondusif dan kritis ini menunjukkan mahasiswa Subang tidak hanya turun ke jalan, tapi juga hadir di ruang-ruang dialog strategis. 

Di akhir audiensi, Iqbal dan Riefky secara tegas menyatakan IMM dan GMNI, bersama elemen masyarakat lainnya, akan terus mengawal jalannya pemerintahan.

Mereka siap hadir di setiap ruang—baik jalanan maupun meja-meja kebijakan.

“Subang sedang bergerak menuju transformasi besar. Kami pastikan rakyat kecil tidak tertinggal dalam proses itu,” tutup Muhammad Riefky Alfathan.(hdi) 

 

 


Berita Terkini