Daerah

Destana Ciater Komitmen Tingkatkan Kesadaran Bahaya Bencana di Sekolah

Destana Ciater
Kelompok Kerja Relawan Destana Ciater terus berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya bencana di lingkungan sekolah melalui program SPAB.(Hadi Martadinata/Pasundan Ekspres)

SUBANG-Kelompok Kerja Relawan Desa Tangguh Bencana (Destana) Ciater terus berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya bencana di lingkungan sekolah melalui program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). 

Program ini telah menjadi bagian dari komitmen Indonesia sejak 2010 dan diperkuat dengan Peraturan Kepala BNPB Nomor 4 Tahun 2012. SPAB sendiri bertujuan untuk menerapkan standar sarana dan prasarana yang mampu melindungi warga sekolah serta lingkungan sekitarnya dari ancaman bencana.

Koordinator Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Destana Ciater, Teten Lesmana, menjelaskan SPAB mengintegrasikan tiga pilar utama, yaitu Fasilitas Sekolah Aman, Manajemen Bencana di Sekolah, dan Pendidikan Pencegahan. "Konsep SPAB terintegrasi dalam pelayanan minimum pendidikan dengan pelaksanaannya yang dilakukan secara terpadu untuk mencapai standar nasional pendidikan. Kami memastikan bahwa setiap sekolah yang mengikuti program ini memiliki kesiapan menghadapi berbagai potensi bencana yang mungkin terjadi," ucap Teten kepada Pasundan Ekspres, Selasa (1/10).

Memasuki tahun kelima sejak terbentuknya Destana Ciater pada 26 September 2019, program ini semakin menitikberatkan pada sosialisasi dan edukasi, khususnya bagi anak-anak dan institusi pendidikan di wilayah Desa Ciater dan Kecamatan Ciater. Program Sosialisasi SPAB dan Simulasi Gempa Bumi dijadikan agenda utama yang dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan di sekolah-sekolah.

Sosialisasi dimulai pada 23 September 2024 di SDN Giri Mekar, Desa Palasari. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan di SDN Giriaji, Desa Ciater, pada 28 September 2024, dan di SDN Palasari pada 1 Oktober 2024. Antusiasme peserta didik terlihat jelas saat mengikuti sosialisasi dan simulasi gempa bumi.

"Keterlibatan siswa-siswi dalam kegiatan ini sangat penting, karena mereka adalah kelompok yang paling rentan ketika terjadi bencana. Dengan pengetahuan dan latihan yang memadai, kami berharap mereka lebih siap menghadapi situasi darurat," tambah Teten.

Secara keseluruhan, hasil (output) dari program ini diharapkan dapat membentuk masyarakat yang tangguh dan sadar akan bencana sejak usia dini. Destana Ciater berharap melalui diseminasi konsep pengurangan risiko bencana, masyarakat dapat lebih memahami ancaman yang ada dan bagaimana cara mengurangi risiko tersebut. Anak-anak menjadi kelompok perlindungan utama dalam program ini, dengan harapan bahwa kesiapsiagaan mereka dapat menjadi contoh bagi komunitas sekitar.

"Kami melibatkan semua lapisan masyarakat dalam pelaksanaan program ini, serta memanfaatkan segala sumber daya yang ada di lingkungan sekitar untuk memastikan keberhasilannya, dengan slogan "Kenali Ancamannya, Kurangi Risikonya, Wargi Tangguh Siap untuk Selamat," Destana Ciater berupaya menjadikan masyarakat lebih siap menghadapi potensi bencana yang mungkin terjadi di masa mendatang," jelas Teten.(hdi/sep)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua