PURWAKARTA-Banyak cara umat muslim melawati waktu saat berpuasa, khususnya saat menunggu waktu berbuka. Berkeliling jalan-jalan cari lokasi sejuk dan menyenangkan dengan keluarga di waktu surup matahari diantara waktu ashar ke magrib atau dikenal ngabuburit.
Di Purwakarta misalnya, ada banyak spot atau lokasi yang rutin dan kerap menyita perhatian warga saat ngabuburit. Diantaranya adalah Situ atau Danau Cigangsa yang berlokasi di Desa Campakasari Kecamatan Campaka.
Berbagai respon dari sejumlah warga pun berhasil dihimpun Pasundan Ekspres, terkait keberadaan Situ Cigangsa tersebut. Diantaranya oleh Kasi Kesra Pemdes Campakasari Dede Nur.
Menurutnya, kesejukan alam dengan ribuan pohon jati yang rindang, hamparan air yang jernih ternyata bukan faktor utama warga ngabuburit kesini. "Ternyata, pandangan tentang pendidikan dan sedikit tanggapan mistik terkandung di Situ Cigangsa. Tertancap kokoh, kuat bahkan terkesan aneh pada sebatang pohon unik yang hidup ditengah danau salah satu tujuan warga ngabuburit di Situ Cigangsa," ungkap Dede.
Dia menjelaskan, terdapanya sebuah pohon berjenis langka inilah yang berdasarkan cerita dari mulut ke mulut usianya sudah ratusan tahun. "Kondisi pohon tidak bisa ditebang atau dipotong meski dianggap mengurangi hamparan danau, dan pohon inilah yang menjadi perhatian warga," jelasnya.
Dede menambahkan, akan banyak tinta dan cerita tentang pohon unik tersebut, namun hanya cerita mistik yang beredar kuat di masyarakat. Meski seharusnya secara keilmuan yang harus lebih dimengerti pelancong ke Situ Cigangsa soal pohon itu.
Bahkan tidak berada jauh dari pohon unik berusia ratusan tahun itu, di sisi Situ Cigangsa terdapat juga dua pohon berjenis Randu berukuran besar. Pohon ini juga menjadi perhatian warga untuk ngabuburit di Cigangsa.
Pohon itu memiliki tinggi lebih dari 50 meter, kerindangan sayap dahan juga melibihi 50 meter. Pohon randu ini juga unik dan seru dinikmati di waktu sore, karena diamater batang yang tidak normal jika dibandingkan dengan ribuan bahkan jutaan batang pohon khususnya yang ada di Purwakarta.
Dua pohon randu ini, kokoh berdiri belum berusia lama, hanya sekira berusia dibawah 50 tahun. Namun diameter dua pohon randu ini, tidak cukup dirangkul oleh bentang lima tangan orang dewasa. "Siapa yang menanam, dan kenapa hanya dua pohon ini yang berukuran berbeda. Menjadi teka-teki bagi pelancong yang datang ke Situ Cigangsa," ungkapnya.
Mungkin, kata Dede, dua pohon ini yang menyita perhatian warga sehingga berlangganan menjadikan Situ Cigangsa sebagai lokasi ngabuburit.(mas/sep)