KARAWANG-Berdasarkan data hingga akhir Februari 2024, seluas 310 hektar persawahan di 19 kecamatan Kabupaten Karawang terkena hama sundep.
Kepala Bidang Perkebunan dan Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dadan Danny menjelaskan, total luas lahan persawahan yang terdampak seluas 310 hektare. Wilayah Kecamatan Cibuaya menjadi dengan jumlah terluas yang terdampak.
"Untuk di Karawang per laporan tanggal 28 Februari itu ada yang terserang hama sundep batang yaitu padi. Luasnya itu 310 hektare," katanya.
"Daerah yang terserang, antara lain Kecamatan Telukjambe Barat kurang lebih 5 hektare, Telukjambe Timur 3 hektare, Ciampel 2 hektare, Kotabaru 3 hektare, Tirtamulya 25 hektare, Jatisari 11 hektare, Cilamaya Wetan 9 hektare, Cilamaya Kulon 2 hektar, Telagasari 10 hektare, Majalaya 20 hektare, Karawang Timur 20 hektare, Karawang Barat 2 hektare, Rawamerta 37 hektare, Kutaluya 18 hektare, Rengasdengklok 37 hektare, Cibuaya 60 hektare, Tirtajaya 21 hektare, Batujaya 8 hektare, Pakisjaya 10 hektare,” ujarnya, Selasa (19/3).
Dadan mengatakan, hama ini akan menyerang tanaman padi yang berumur di bawah 35 hari setelah masa tanam. Upaya yang telah dilakukan berupa penyemprotan untuk tanaman yang terdampak. Kemudian untuk mencegah terdampak dapat dilakukan dengan penanaman yang dilaksanakan secara serentak.
“Otomatis berbahaya karena akan merusak tanaman. Kita melakukan penyemprotan di lahan yang terkena dengan menggunakan pestisida, kemudian mengumpulkan telor-telor. Kalau sudah terlalu parah maka sudah tidak dapat dilanjutkan harus diganti tanaman baru. Diusahakan tanamnya harus serentak untuk menghindari hama tersebut dan supaya menghindari migran telor hama,” tambahnya.
Hama tersebut akan menyerang batang padi. Tanaman yang terkena hama sundep akan mengalami perubahan warna. Selain menyemprot lahan yang terdampak, penyemprotan juga dilakukan pada lahan yang berada di sekitar lokasi terdampak. Total sawah yang telah diberikan penyemprotan khusus seluas 1.302 hektar. Selanjutnya untuk tanaman terancam 4.087 yang tersebar di 19 kecamatan yang terserang hama itu.
“Ciri-cirinya biasanya tanaman akan berwarna putih. Kami sudah melakukan pengendalian, kami juga melakukan penyemrotan di sekitar. Kurang lebih 1.302 hektar yang sudah kami semprot di kecamatan yang terpapar,” ucapnya.
Ia menjelaskan cuaca juga mempengaruhi perkembangan hama tersebut. Meski begitu ketika terjadi cuaca panas yang ekstrim maka dapat membuat telur hama menjadi mati.
“Mereka membeli sendiri dari hasil swadaya, kecuali kalau serangannya besar dan mereka sudah tidak mampu maka kami akan bantu memberikan pestisida," jelasnya.(dik/ery)