Fokus di Area Kerja Berbahaya, Pastikan Distribusi Migas Lancar

Pemeriksaan rutin dilakukan Ratno (kiri) di areal penampungan minyak sebelum dialirkan ke pipa menuju pengolahan di Balongan (Image From: Aep Saepuloh
KARAWANG - Tidak boleh ada kesalahan. Kalimat tersebut selalu dicamkan dan diaplikasikan oleh para perwira Pertamina EP yang bertugas di Stasiun Pengumpul (SP) Bambu Besar Desa Ciranggon Kecamatan Majalaya Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Alasannya konkret, lantaran jika ada kekeliruan atau salah pengoprasian sistem di SP tersebut bisa berakibat fatal dan menimbulkan kerugian besar terhadap asset negara dan terhentinya distribusi minyak bumi dan gas (migas).
Fokus di Area Kerja Berbahaya, Pastikan Distribusi Migas Lancar
"Kerja teliti dan disiplin waktu menjadi sebuah keharusan," kata Ratno Tri Prima Wahyudi (38), Senior Supervisior BBS CCH Production SP Bambu Besar, Rabu (11/9).
SP Bambu Besar sendiri merupakan satu dari tiga SP Pertamina EP Regional 2 Zona 7 Field Subang di Kabupaten Karawang yang berada di tengah areal persawahan dengan instalasi mesin dan alat yang sudah dibangun sejak Desember 2019 lalu dan dioperasikan oleh para pekerja profesional yang sudah terlatih.
Pengamatan cermat dilakukan secara berkala, dari mulai instalasi sumur pengambilan migas, hingga pemisahan kandungan air. Instalasi tersebut terlihat rumit, namun tertata rapi dengan saling menyambungnya pipa-pipa ke bak berbentuk tabung yang berukuran besar.
BACA JUGA: Masa Tugas Segera Berakhir, Bupati Ruhimat Sujud Syukur Dihadapan Anggota DPRD Subang
BACA JUGA: Prakiraan Cuaca Wilayah Kabupaten Subang 13-14 September 2024: Cenderung Cerah Berawan
BACA JUGA: Patriot Desa Tanjungrasa Edukasi Masyarakat Pemanfaatan Pekarangan Lingkungan untuk Ketahanan Pangan
Di setiap bagian terdapat panel kontrol dan peralatan safety yang sudah tersedia. Bahkan, dua pompa pemadam kebakaran berukuran besar dipersiapkan berdekatan dengan kolam untuk pasokan airnya
"Ketika ada anomali atau kebocoran, sistem alarm peringatan akan berbunyi. Setiap saat semua perangkat disini dipantau dan dikontrol," ucap Ratno sambil menunjukan papan peringatan bahaya gas yang tertulis jika terpapar bisa menyebabkan kanker.
Pria asal Lumajang Jawa Timur ini juga sadar, medan kerja yang berbahaya serta cuaca panas di tengah areal persawahan menjadi tantangan tersendiri bagi dia dan beberapa orang timnya.
Namun, pilihannya untuk mengabdikan diri menjadi salah satu Perwira Pertamina EP membuatnya tidak gentar. Apalagi, tuntutan kerja fokus di medan ekstrim menjadi modal yang wajib dipunyai seorang Perwira Pertamina EP.
"Itu tadi, kalau tidak fokus kesalahan kecil saja bisa berdampak besar bahkan fatal," ujarnya sembari tersenyum.
Untuk menjaga tetap fokus, Ratno mengaku selalu menggunakan waktu luangnya untuk berolahraga dengan menggunakan fasilitas yang tersedia.
"Karena kalau libur tidak selalu pulang. Jadi, manfaatkan waktu untuk berolahraga. Karena, tidak banyak pilihan kegiatan di lokasi seperti ini, jauh dari peradaban," timpalnya sembari tertawa lepas.
SP Bambu Besar yang di dalamnya juga terdapat sumur migas memang menjadi salah satu andalan untuk produksi Pertamina EP.