Fokus di Area Kerja Berbahaya, Pastikan Distribusi Migas Lancar

Fokus di Area Kerja Berbahaya, Pastikan Distribusi Migas Lancar

Pemeriksaan rutin dilakukan Ratno (kiri) di areal penampungan minyak sebelum dialirkan ke pipa menuju pengolahan di Balongan (Image From: Aep Saepuloh

Tercatat sampai September 2024 hasil produksi minyak 1.253 Barel Oil Per Day (BOPD) dan gas 18.198 kubik kaki perhari (MMSCFD). Ribuan barel minyak tersebut langsung dialirkan melalui pipa ke Refinery Unit VI PT. Kilang Pertamina Internasional di Balongan, Indramayu. 

Sedangkan, untuk gas langsung dialirkan ke sejumlah konsumen yang dibagi menjadi dua area yaitu konsumen barat diantaranya PT Pupuk Kujang 1B, PT Indo Raya Kimia, Industrial Direct West Java dan PT Krakatau Steel tbk.

Sedangkan konsumen timur atau CO2 Consumer adalah Refenery Unit VI Balongan, PT PGN Sunyaragi dan PT Samator Indo Gas.

Sedangkan, untuk air hasil pemisahan dari minyak dan gas dikembalikan lagi ke bawah tanah dengan sistem injeksi.

"Kalau air, dikembalikan lagi ke dalam tanah untuk keseimbangan," terangnya.
Target pemerintah yang meminta agar Pertamina melakukan eksplorasi besar-basaran guna memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, menjadi tantangan tersendiri bagi Pertamina EP.

Berbagai upaya ditempuh, dari mulai mempertahankan sumur-sumur tua tidak ditutup dan melakukan pencarian titik-titik sumber cadangan minyak baru dengan metode seismik tiga dimensi yang diklaim lebih canggih sudah dilakukan di Kabupaten Karawang.

"Kalau pendataan di wilayah Karawang ini dilakukan oleh El Nusa dengan menggunakan model seismik tiga dimensi," katanya.

Dia juga menggambarkan, jika saat ini tidak melakukan upaya-upaya pencarian cadangan migas baru dan hanya mengeksplorasi sumur yang ada, maka di tahun 2035 mendatang tidak ada lagi yang bisa diambil.

"Saat ini sedang mencari teknologi baru untuk mengambil migas dari sumur-sumur lama. Makanya sumur lama tidak ditutup," jelasnya.

(aef)


Berita Terkini