Daerah

FK-GMNU Jabar Ajak Warga Nahdliyin Sukseskan Pilkada Serentak 2024

FK-GMNU Jabar
Komisioner KPU Divis Parmas Hedi Ardia bersama FK-GMNU Jabar saat sosialisasi Pilgub di Gedung MWC NU Kecamatan Binong Kabupaten Subang, Senin(Dadan Ramdan/Pasundan Ekspres)

SUBANG-Forum Komunikasi Generasi Muda NU (FK-GMNU) Jawa Barat mengajak peran aktif warga nahdliyin terutama generasi muda NU untuk berperan aktif dan ikut mensukseskan  Pilgub Jabar di Pilkada Serentak tahun 2024 ini. Hal tersebut disampaikan Deden Fahruji (FK-GMNU Jabar) saat  sosialisasi Pilgub Jabar di gedung MWC NU Kecamatan Binong Kabupaten Subang, Senin (7/10).

Menurutnya warga nahdliyin menjadi kontribusi terbesar dalam peningkatan prosentase tingkat partisipasi pemilih. Dan oleh karena itu," mari kita sukseskan pilkada di Jabar ini dengan aman, nyaman dan kondusif," katanya.

Dalam pembuka sambutannya, Komisioner KPU Jabar Divisi Parmas Hedi Ardia, mengatakan KPU Jabar telah melakukan 
Road show keliling Jabar dalam rangka mensosialisasi tahapan pilkada terutama Pilgub Jabar. Di mana ada empat paslon yang ikut kontestasi di pilgub ini yaitu, pasangan  calon gubermur dan wakil gubernur Jabar yaitu no urut 1. KH. Acep Adang Ruhyat dan Gita KDI, no 2 Jeje-Ronald, no 3 Ahmad Syiikhu-Ilham Habibie dan no 4 Dedi Mulyadi-Ernawan.

Dengan sosialisasi ini, KPU Jabar juga mengharapkan tingkat partisipasi pemilih di Pilkada ini mencapai terget 76 persen.
Untuk itu KPU Jabar gencar melaksanakan sosialisasi dan  mengajak warga Jabar untuk datangi TPS pada tanggal 27 November nanti. 

"Gunakan hak.pilih sesuai hati nurani dengan asas Luber dan Jurdil yang artinya langsung umum bebas rahasia, jujur dan adil," tuturnya.
Sementara itu, nara sumber sosialisasi Pilgub Jabar ini yaitu KH. Deni Ahmad Haedar mantan Ketua PW Ansor Jabar, juga 
pernah menjadi Ketua KPU Purwakarta dari 2008 hingga 2018.

Dalam paparannya Deni Ahmad Haedar, menyampaikan,  memilih pemimpin yang memiliki kepentingan untuk rakyat secara umum, dan saat pemilih menyalurkan hak suara nya pada dasarnya, hak suara itu, juga untuk kepentingan rakyat secara umum. "Jadi pada dasarnya, kita ini memilih untuk kepentingan kita juga, sebagai rakyat," kata Deni.

Selain itu, peran sebagai ulama atau orang "Alim juga harus mampu membuka apa yang tidak tertuang di slogan atau program paslon. Artinya bukan saat paslon menyampaikan program dan visi misi nya saat pilkada ini, terlebih juga saat terpilih nanti dan menjalankan roda pemerintahan. 

"Saya ingin katakan bahwa, kita jangan memilih karena, ada pemberian dari paslon yang ikut dalam kontestasi pilkada ini. Tetapi bagaimana memilih pemimpin harus berdasarkan rekam jejak nya, berdasarkan program nya yang pro rakyat. Stop memilih dengan dasar money politic," tandasnya.

Mengapa demikian, karena hasil Pilkada ini, akan menentukan masa depan rakyat dan wilayah nya selama lima tahun kedepan. "Untuk itu, mari kita bersama sama, menyalurkan hak pilih kita, sesuai hati nurani kita, menuju pilkada yang aman dan damai," tukasnya.(dan/sep)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua