SUBANG-Setiap daerah pasti punya ciri khas tertentu. Apakah dikenal pengrajinnya, makanan khasnya, atau apapun yang bisa menjadi ciri khas daerah itu.
Seperti juga di Kampung Rancabogo Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang. Dimana sejak sekitar tahun 1970-an atau 1980-an menjadi pusat pengolahan ikan pindang makanan khas orang Sunda yang kerap dipadukan dengan lalaban peuteuy.
Sejak dulu, sebelum banyak aneka makanan dan kuliner masa kini. Ikan pindang adalah salah satu menu khas yang hampir selalu ada di meja makan atau di dapur.
Selain rasanya yang khas, asin, gurih, sedikit asam dan mengandung cairan petis. Pas untuk menu makan bersama keluarga, harganya pun cukup merakyat dan bisa dibilang murah Rp5000 untuk 2 pindang hingga Rp10.000 untuk 3 pindang tergantung besar kecilnya ikan pindang itu.
Salah satu pengolah ikan pindang asal Kampung Rancabogo Desa Sukamulya Kumen, terbilang berpengalaman soal mengolah pindang juga soal pemasarannya. Bahkan, kata Kumen, sebelum punya pengolahan ikan pindang mandiri, dia pernah berdagang keliling ke pelosok desa di Kabupaten Subang. Hingga akhirnya memiliki pengolahan pindang sendiri tahun 2010-an.
"Ya dulu saya jualan ke kampung di pedesaan. Waktu itu yang jualan bisa dihitung jari, sekarang sudah banyak pedagangnya," kata Kumen tergingat kembali.
Dia menjelaskan cara mengolah ikan pindang ini. Diawali dengan ikan yang dibersihkan dulu, disiapkan bumbunya, disusun dalam sebuah loyang pindang, kemudian dimatangkan diatas tungku berbahan bakar serbuk gergaji.
"Prosesnya pematangan lumayan lama, sekitar 5 jam. Dengan fase3 jam api besar dan 2 jam api kecil (bara api) sampai matang dan siap dijual atau dikonsumsi," tuturnya.
Dalam satu hari, bisa mencapai 1 kwintal ikan pindang yang diolah dan siap edar oleh pedagang langganannya ada sekitar 10 orang. "Sore hari kita olah hingga malam, pagi harinya siap edar," ujarnya.
Sekdes Sukamulya Suryadi saat melihat proses pengolahan ikan pindang itu menyampaikan, kampung ini saking terkenalnya orang kerap menyebutnya kampung blok pindang. Karena tiap pagi hari para pedagang hilir mudik di tempat pengolahan pidang langganannya.
"Ini adalah salah satu ciri khas masyarakat kampung ini. Sampai orang bilang kampung blok pindang. Kita juga merasa bangga karena dari ini, nama desa kita terangkat, masyarakat juga bisa ikut berdagang dan menjadi salah satu lumbung ekonomi Desa Sukamulya," tukasnya.(dan/ysp)