SUBANG-Suci Wati, bayi berusia 21 hari asal Desa Sukatani, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang, didiagnosa mengidap hidrosefalus. Penyakit ini menyebabkan pembesaran kepala karena penumpukan cairan di dalam otak.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Subang, Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A), dan Dinas Sosial (Dinsos) segera berkolaborasi untuk membantu bayi malang tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr. Maxi menyampaikan, bahwa ia bersama DP2KBP3A dan Dinas Sosial telah menjenguk Suci Wati yang lahir dalam kondisi hidrosefalus. "Saya bersama dengan DP2KB3A dan Dinas Sosial menjenguk bayi Suci Wati yang baru berusia sekitar 21 hari yang lahir dengan penyakit hidrosefalus (kepala membesar)," terangnya.
Maxi menjelaskan, saat Suci Wati dibawa pulang dari RSUD, lingkar kepalanya masih 50 sentimeter. Namun, dalam waktu 21 hari, lingkar kepalanya sudah membesar menjadi 52,5 sentimeter.
Rencananya, Suci Wati akan dirujuk ke Rumah Sakit Al Ikhsan Bandung yang memiliki fasilitas SKM untuk menangani kasus ini. "Kemudian untuk proses selanjutnya kalau harus dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin, tentunya kami siap memfasilitasi," jelasnya.
Dia mengatakan, Kabupaten Subang sendiri memiliki 40 Puskesmas dengan lebih dari 800 bidan desa di bawah naungan Dinas Keshetan. Maka dari itu pihaknya menghimbau, seluruh ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya minimal enam kali selama masa kehamilan. "Saat ini, semua Puskesmas sudah dilengkapi dengan USG sehingga kita bisa mendeteksi lebih dini kelainan-kelainan yang ada pada saat kehamilan," ungkapnya.
Terkait pembiayaan pengobatan Suci Wati, Dinas Sosial Kabupaten Subang akan membantu proses anggaran dalam bentuk jaminan kesehatan.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Subang, Deden Hendriana menyatakan, bahwa pihaknya telah memproses bantuan sejak akhir Juni lalu. "Insha Allah hari ini juga saya akan menindaklanjuti proses tersebut ke BPJS supaya cepat," kata Deden.
Deden berharap, upaya ini berjalan lancar karena selain Suci Wati, masih ada banyak balita lain yang mengalami penyakit serupa.
Sementara itu, Kepala DP2KBP3A, Nunung Suryani menyatakan, bahwa DP2KBP3A akan mendampingi ibu dan anak dalam proses pengobatan. "Ini untuk memastikan tumbuh kembang anak dan kesehatan ibunya. Ibunya harus sehat agar dapat memberikan ASI yang baik," pungkasnya.
Semoga, kata Nunung, upaya bersama ini dapat memberikan bantuan dan harapan bagi Suci Wati dan keluarganya, serta bagi balita lain yang membutuhkan.(cdp/sep)