Daerah

KDM Ingin Jabar Religius Berbasis Ilmu,Bukan Sekedar Jargon Politik

KDM

PURWAKARTA-Kang Dedi Mulyadi (KDM) menyebut pentingnya tenaga pendidik di sekolah menengah yang memiliki basik pesantren. Pasalnya, salah satu kelemahan saat ini adalah banyak orang berbicara soal agama tapi tidak memiliki basik pemahaman Alquran, hadist dan kitab-kitab. "Termasuk guru-guru SMA kan tidak berasal dari pendidikan pesantren, sehingga kita ingin di sekolah ada tenaga pendamping non-ASN yang memiliki kemampuan tafsir Alquran, hadist dan kemampuan membaca kitab," ucap KDM usai bersilaturahmi dengan sejumlah tokoh NU Jabar  di rumah Rais Syuriyah PWNU Jabar KH Abun Bunyamin, Kamis (25/7).

Sehingga, kata KDM, pendidikan agama mulai terarah pada sisi keilmuan dan bukan sekadar mendapat referensi dari google atau media sosial. Walaupun ke depan para kiai harus mengikuti perkembangan dengan menjadi guru di media sosial.

Ia meyakini dengan cara seperti itu ke depan Jawa Barat bisa menjadi provinsi yang memiliki nilai spiritualitas berbasis ilmu dan bukan sekadar jargon politik semata. "Ke depan itu harus menjadi fokus kita apalagi Jabar penyangga Jakarta yang tingkat dinamika keagamaannya sangat tinggi maka harus segera direspon dengan keilmuan. Sehingga ke depan Jabar menjadi provinsi yang memiliki nilai religiusitas berbasis ilmu bukan berbasis politik," ujarnya.

Kang Dedi Mulyadi juga berharap tidak hanya di sekolah, para tokoh atau orang yang memiliki ilmu bisa bisa hadir mengisi masjid di permukiman agar bisa lebih bermanfaat bagi warga.

Sementara itu KH Juhadi menilai ide dan gagasan KDM perlu segera direspon agar pendidikan keagamaan di Jabar bisa semakin meningkat beriringan dengan pendidikan umum baik di sekolah maupun di permukiman warga. "Sehingga ketika pendidikan umum dan pendidikan agama bisa berjalan dengan baik maka mudah-mudahan Jabar semakin kondusif," ujar kiai asal Indramayu itu.(mas/sep)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua