Daerah

Dampak Kekeringan, Hasil Panen Padi Menyusut di Subang, Harga Pupuk Mahal

Hasil Panen
Sejumlah petani melakukan panen padi yang pada musim ini hasil panen mengalami penyusutan lantaran alami kekeringan dan kekurangan pupuk.

SUBANG-Hektaran sawah yang berada di Desa Gambarsari, Kecamatan Pagaden, mengalami kekeringan yang sangat parah. Bahkan beberapa lahan sawah harus mengalami gagal panen karna tidak adanya pasokan air yang cukup. Terlebih saat ini harga pupuk yang meningkat mahal dengan segudang persyaratan jadi salah satu alasan utamanya.

Seorang petani, Idi mengatakan bahwa dirinya harus terpaksa panen meskipun kondisi padi tidak maksimal. "Kurangnya air mengakibatkan padi tidak maksimal, sekitar 50 persen air hilang, yang mengakibatkan padi hapa (tidak berisi), " ucap Idi kepada Pasundan Ekspres, Selasa (20/8).

Idi juga mengatakan jika pasokan air-nya cukup, ia bisa memanen padi sekitar 5 hingga 6 ton, tapi karna saat ini pasokan air tidak ada, ia hanya bisa memanen 2 atau 1 ton saja. "Kalo bagus maksimalnya 5 sampai 6 ton, tapi karena sekarang kondisinya gini paling 2 atau 1 ton sekali panen," katanya. 

Idi juga mengatakan, selain kurangnya pasokan air. Harga pupuk yang mahal juga menjadi salah satu keluhan petani saat ini. "Iya jelas pupuknya sulit (mahal) yang non subsidi kan mahal tidak kebeli, sedangkan yang subsidi susah belinya. Saya tahun ini engga dapet pupuk," ungkapnya. 

Dari informasi yang didapat oleh Pasundan Ekspres, setiap petani yang ingin mendapatkan pupuk bersubsidi wajib menunjukan KTP elektronik. Hal itu selaras dengan peraturan Mentri Pertanian (Parmentan) Nomor 01 tahun 2024 dan keputusan Mentri Pertanian (Kepmentan) Nomor 249 tahun 2024. 

Harga pupuk non subsidi saat ini Rp 250.000/kwintal, sedangkan untuk subsidi itu Rp 600.000/kwintal. 

Atas hal ini, Idi selaku petani mengharapkan pasokan air kedepannya bisa maksimal. "Harapannya ya, pasokan air bisa maksimal dari bendung lewinangkan di pintu saluran air karang cegakak. Tapi di Margahayu pasokan airnya sudah habis, jadi kesini tidak ada," harapnya. 

Dari pantauan Pasundan Ekspres, beberapa sungai kecil yang berada di dekat area sawah tersebut memang tidak ada tanda-tanda air mengalir. Tanah pun mengering hingga pecah-pecah. Disana hanya terlihat satu kubangan yang mempunyai sedikit air dan tidak bisa mengairi satu sawah pun.(nsa/sep)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua