SUBANG-Hutan Kota Ranggawulung yang terletak di Parung, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, menjadi salah satu destinasi favorit bagi warga lokal maupun pengunjung dari luar daerah. Hutan ini tidak hanya menawarkan kesejukan dan keindahan alam.
Dede, salah satu anggota Kelompok Kerja (Pokja) Hutan Kota Ranggawulung, menceritakan bahwa hutan ini awalnya merupakan kawasan hutan buntu (hutbun) yang kemudian dikelola di bawah naungan Pemda untuk berbagai tujuan edukasi dan konservasi.
"Hutan ini berperan penting dalam penyerapan air, menahan longsor, dan menjaga kualitas udara. Pemerintah melindungi kawasan ini, dan kami semua, termasuk masyarakat, harus berperan aktif dalam merawat dan melestarikannya," ujarnya pada Senin (3/6).
Hutan Kota Ranggawulung dikenal sebagai paru-paru kota Subang karena kemampuannya menghasilkan oksigen dan menahan panas matahari. Pohon-pohon besar yang tumbuh di sini berfungsi sebagai pelindung dari teriknya matahari, menjadikannya tempat yang ideal untuk beristirahat dan bersantai.
"Minimal, tempat ini sangat cocok bagi masyarakat yang ingin ngopi, istirahat, dan ngadem," tambah Dede.
Hutan Kota Ranggawulung memiliki 69 jenis pohon yang berbeda, termasuk pinus, bungur, flamboyan, cibeusi, jati, dan mahoni. Beberapa pohon mengalami kematian, tetapi segera diganti untuk memastikan kelangsungan vegetasi. Selain flora yang kaya, hutan ini juga menjadi habitat bagi berbagai fauna seperti ular, babi hutan, kungkang, dan lain-lain.
Fasilitas yang tersedia di hutan ini mencakup gazebo dan berbagai spot foto yang menarik. Gazebo ini sering digunakan oleh pengunjung untuk bersantai sambil menikmati pemandangan alam. Selain itu, Hutan Kota Ranggawulung sering menjadi lokasi kegiatan sekolah, reuni, dan penelitian dari berbagai universitas.
"Tempat ini sering digunakan oleh sekolah-sekolah mulai dari TK hingga mahasiswa untuk kegiatan edukasi dan penelitian," jelas Dede.
Asep, petugas pengelola hutan, mengungkapkan tantangan terbesar dalam pengelolaan hutan ini adalah saat musim kemarau.
"Musim kemarau membuat kawasan ini rawan kebakaran. Kami harus selalu aktif dalam patroli untuk mencegah kebakaran dan menjaga pagar batas hutan," katanya.
Upaya ini melibatkan kerjasama dengan masyarakat setempat, termasuk RT dan karang taruna. Respon masyarakat terhadap Hutan Kota Ranggawulung sangat positif. Banyak warga yang ikut serta dalam menjaga kebersihan dan merawat ekosistem hutan.
"Kami bekerja sama dengan masyarakat sekitar, terutama dalam menjaga kebersihan dan merawat lingkungan hutan ini," ungkap Asep.
Harapan besar disematkan pada masa depan Hutan Kota Ranggawulung. Asep berharap pemerintah lebih memperhatikan dan mendukung upaya konservasi hutan ini.
"Mudah-mudahan ke depan Hutan Kota Ranggawulung bisa terjaga kelestariannya dan pemerintah lebih memperhatikan kawasan ini. Kami sebagai pekerja akan terus menjalankan aturan yang telah ditetapkan instansi maupun dinas terkait," pungkasnya.
Sebelumnya, Penjabat Bupati Subang Dr meninjau Hutan Kota Ranggawulung, beberapa waktu lalu. Dalam peninjauan di Hutan Kota Ranggawulung, Dr. Imran sangat menyayangkan kondisi hutan kota yang tidak terawat.
Sembari berkeliling di Hutan Kota Ranggawulung, Dr. Imran menyampaikan potensi yg bisa digali salah satunya camping ground.
"Kalau melihat dari tumbuhan yang ada dan besar-besar seperti ini, bisa juga dibuat camping ground. Tinggal nanti dibangun kamar mandi dan juga WC umumnya untuk para pengunjung," ujarnya.
Dirinya menilai Hutan Kota Ranggawulung yang kondisinya perlu lebih mendapat perawatan serta fasilitas umum yang ada perlu perbaikan.
Dia mengatakan, untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan tanaman yang ada di hutan kota karena memiliki banyak manfaat salah satunya sebagai serapan air tanah.
"Perlahan-lahan harus kita perbaiki, harus kita jaga dan lestarikan karena hutan kota ini juga sebagai cadangan air tanah untuk masyarakat."
Dr. Imran juga meminta kepada para pedagang yang berjualan di area Hutan Kota Ranggawulung untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan hutan kota.
"Dijaga selalu kebersihannya ya, karena kalau tidak dijaga kebersihannya orang-orang tidak akan mau ke sini," ujarnya.(hdi/ysp)