Profil Chairul Tanjung, sang Anak Singkong yang Memperkaya Diri di Dunia Bisnis

Profil Chairul Tanjung, sang Anak Singkong yang Memperkaya Diri di Dunia Bisnis

Profil Chairul Tanjung, sang Anak Singkong yang Memperkaya Diri di Dunia Bisnis (Image From: The People of Asia)

Selain menjual buku dan kaos, Chairul juga pernah membuka toko yang menawarkan berbagai alat kedokteran dan laboratorium, namun usaha tersebut akhirnya mengalami kebangkrutan.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Universitas Indonesia, Chairul Tanjung mulai fokus merintis bisnis. Pada tahun 1987, ia mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya dengan modal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor.

Chairul berhasil mendapatkan pesanan 160 pasang sepatu dari Italia, tetapi karena perbedaan visi dalam ekspansi usaha, ia memilih untuk berpisah dan membangun bisnisnya sendiri.

Kemampuannya dalam menjalin jaringan bisnis membuatnya sukses mengembangkan usaha menjadi sebuah konglomerat.

Ia mengakuisisi Bank Karman pada tahun 1996, yang kini dikenal sebagai Bank Mega, serta membuka toko di Bandung Supermall dan membeli Bank Tugu, yang kemudian menjadi Bank Mega Syariah Indonesia.

Di bawah kepemimpinannya, Bank Mega mulai meraih keuntungan dan pada tahun 2001, bank tersebut mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta.

Selanjutnya, Bank Mega menjadi fondasi bagi Para Group, perusahaan konglomerasi yang didirikannya.

Para Group memiliki Para Inti Holdindo sebagai induk perusahaan, yang membawahi sub-holding seperti Para Global Investindo (keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi), dan Para Inti Propertindo (properti).

Di bawah naungan Para Group, Chairul Tanjung memiliki berbagai perusahaan di bidang finansial, termasuk Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, dan Bank Mega.

Dalam sektor properti dan investasi, terdapat Para Bandung Propertindo dan Bandung Supermall, sementara di bidang penyiaran, ia mengelola Trans7 dan Trans TV.

Chairul mendirikan Trans TV pada Agustus 1998 dan mengakuisisi TV7 pada tahun 2006, mengubah namanya menjadi Trans7.

Pada tahun 2013, ia memisahkan sektor media dan mendirikan Trans Media, yang berhasil mendapatkan hak siaran Piala Dunia di Indonesia pada 2018.

Pada 1 Desember 2011, Para Group berubah menjadi CT Corp, yang terdiri dari Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources.

Selain sebagai pebisnis sukses, Chairul juga menjabat sebagai Menko Perekonomian pada 19 Mei 2014 dan diangkat sebagai guru besar dalam bidang Kewirausahaan di Universitas Airlangga pada 18 April 2015.

(ipa)


Berita Terkini