PASUNDAN EKSPRES- Kamu ngerasa nggak sih, belakangan ini makin susah cari kerja? Tenang, itu bukan cuma perasaan kamu aja! Realitanya, kondisi pasar kerja emang lagi kacau.
Bahkan, di Jakarta aja, angka PHK meroket hingga 1000%. Ngga tanggung-tanggung, ada sekitar 10 juta Gen Z yang saat ini masih belum dapet kerjaan!
Meskipun ekonomi Indonesia tumbuh lebih dari 5%, nyatanya nggak semua orang ngerasain manfaatnya.
Malah, jumlah kelas menengah yang jadi harapan ekonomi justru semakin berkurang.
Ini jadi masalah serius, terutama buat masa depan kita menuju Indonesia Emas 2045.
Pertanyaan pentingnya, apakah di tahun 2045 nanti kita bakal jadi "Indonesia Emas" atau malah "Indonesia Cemas"?
1. Kenapa Job Market Makin Susah?
Pasar kerja itu sebenarnya mirip kayak pasar lainnya, ada yang namanya supply dan demand.
Supply itu jumlah lowongan kerja, sedangkan demand adalah jumlah pencari kerja.
Kalau lowongan kerjanya banyak, perusahaan bakal bersaing buat dapetin talenta terbaik. Sebaliknya, kalau lowongan sedikit, orang-orang bakal rebutan cari kerjaan.
Nah, data dari BPS nunjukin kalau lowongan kerja di Indonesia tahun 2023 cuma sekitar 20 ribuan.
Sementara pencari kerja ada 1,8 juta! Bayangin aja, satu lowongan kerja diperebutin sama delapan orang.
Kalau dibandingin sama 2019, situasinya jauh lebih mending waktu itu ada 270 ribu lowongan dengan pencari kerja di angka ratusan ribu. Jadi, nggak heran sih kalau makin ke sini cari kerja makin susah.
2. Pekerjaan Formal Menurun Drastis
Satu lagi yang bikin situasi makin runyam, jenis pekerjaannya juga berubah.
Mayoritas dari kita pasti nyari kerjaan kantoran, tapi data nunjukin kalau sejak 2019 sampai 2024, cuma ada 2,8 juta pekerjaan formal yang tercipta.
Ini penurunan yang sangat drastis dibandingkan periode 2009-2014, di mana ada 15,6 juta pekerjaan formal. Jadi, semakin sedikit peluang buat dapetin pekerjaan kantoran.
3. Fenomena "Premature Deindustrialization"
Kenapa sih susah banget cari kerja sekarang? Ini semua gara-gara fenomena yang disebut Premature Deindustrialization.
Negara kita belum sepenuhnya melewati fase yang harusnya ada dalam perkembangan ekonomi dari negara agraris, ke manufaktur, baru ke jasa.
Negara-negara maju kayak Amerika, Korea Selatan, dan China udah melewati fase ini. Tapi Indonesia? Kita stuck di sini.
Kalau liat China misalnya, mereka mulai dari sektor agraris, lalu beralih ke manufaktur di era 1970-an, dan akhirnya sekarang jadi penyedia jasa dengan standar hidup yang makin tinggi.
Sementara Indonesia, baru mau mulai ke fase manufaktur aja udah keburu pindah ke sektor jasa, padahal infrastuktur dan skill tenaga kerja kita belum cukup siap.
4. Harapan untuk Masa Depan
Walaupun situasi pasar kerja saat ini terlihat suram, ada solusi yang bisa kita ambil.
Pemerintah dan perusahaan harus fokus untuk meningkatkan skill tenaga kerja kita, terutama di sektor teknologi dan jasa.
Selain itu, kita sendiri harus terus belajar dan adaptasi dengan perkembangan zaman, biar nggak ketinggalan.
Jadi, masa depan Indonesia di 2045 itu masih bisa kita wujudkan jadi Indonesia Emas, asal kita bisa bareng-bareng ngelewatin tantangan ini.