Game

Benarkah 50% Game di Indonesia Bakal di Banned Kominfo?

Benarkah 50% Game di Indonesia Bakal di Banned di Kominfo? (Sumber Foto Game BROTT)
Benarkah 50% Game di Indonesia Bakal di Banned di Kominfo? (Sumber Foto Game BROTT)

PASUNDAN EKSPRES- Di tengah gencarnya desakan untuk memblokir game online yang mengandung kekerasan oleh KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia).

Perbincangan seputar dampak dan solusi atas konten tersebut menjadi semakin penting. Game populer seperti Free Fire dan Mobile Legends, yang memiliki basis pemain yang besar di Indonesia, kini berada di bawah sorotan.

KPAI menekankan bahwa game-game semacam itu bisa memiliki dampak negatif terhadap anak-anak, termasuk meningkatnya perilaku bullying di kalangan pelajar.

Data menunjukkan bahwa sebagian besar pelajar yang terlibat dalam perkelahian di sekolah memiliki kecenderungan untuk memainkan game dengan unsur kekerasan.

Namun, sementara KPAI menyerukan larangan total terhadap game semacam itu, banyak yang menyoroti kompleksitas dilema di baliknya.

Sebagian besar game action dan RPG, yang secara inheren melibatkan pertempuran atau konflik, tidak selalu dimaksudkan untuk memicu perilaku agresif atau emosional.

Jadi, bagaimana kita dapat menghadapi tantangan ini dengan bijaksana?

Pertama-tama, perlu ada pemahaman bahwa larangan total mungkin bukan solusi yang paling efektif.

Alih-alih, pendekatan yang lebih holistik dan berimbang bisa lebih bermanfaat. Ini termasuk langkah-langkah seperti.

Pendidikan dan Kesadaran

Orang tua, guru, dan masyarakat secara keseluruhan perlu diberikan pemahaman yang lebih baik tentang risiko dan manfaat dari game online.

Ini akan membantu mereka memandu anak-anak dengan lebih baik dalam pemilihan dan penggunaan game.

Pengawasan Orang Tua

Orang tua memiliki peran penting dalam mengawasi aktivitas game anak-anak mereka. Menerapkan pengaturan waktu dan penggunaan filter konten bisa membantu mengurangi paparan anak-anak terhadap konten yang tidak pantas.

Penilaian Konten

Developer game memiliki tanggung jawab untuk menilai dan mengklasifikasikan konten mereka dengan bijaksana.

Ini termasuk memberikan informasi yang jelas tentang konten kekerasan atau seksualitas, sehingga orang tua dapat membuat keputusan yang lebih baik.

Inovasi Pengembangan Game

Developer juga bisa berperan dalam mengurangi kekerasan dalam game dengan menciptakan narasi yang lebih positif, memperkuat pesan moral, dan menekankan resolusi damai dalam konflik.

Kolaborasi dengan Pihak Berwenang

Kolaborasi antara industri game, pemerintah, dan lembaga perlindungan anak bisa membawa solusi yang lebih efektif. Ini termasuk mengembangkan regulasi yang lebih baik dan memperkuat mekanisme pemantauan.

Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, kita dapat mencapai keseimbangan yang tepat antara menghormati kebebasan berekspresi dan melindungi anak-anak dari dampak negatif konten game yang tidak sesuai.

Dengan begitu, kita dapat merangkul teknologi secara bertanggung jawab dan menciptakan lingkungan online yang aman dan positif bagi semua orang.

Berita Terkait