SUBANG-Sepanjang tahun 2024, kasus Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Subang menjadi salah satu perhatian utama Dinas Kesehatan (Dinkes) Subang.
Kepala Dinas Kesehatan Subang, dr. Maxi mengungkapkan, hingga akhir Desember 2024, pihaknya telah memeriksa 29.968 orang yang terduga TBC di berbagai fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit yang telah terintegrasi dalam satu sistem data.
“Dari jumlah tersebut, ditemukan 6.148 kasus TBC. Angka ini mendekati estimasi dari Kementerian Kesehatan yang memproyeksikan 6.658 kasus di Subang. Dari total kasus, sebanyak 3.368 pasien atau 59 persen telah memeriksakan status HIV mereka, mengingat hubungan erat antara TBC dan HIV,” ungkap dr. Maxi.
Selain itu, kata Maxi, sebanyak 70 kasus TBC yang terdeteksi merupakan TBC Resisten Obat (TB-RO), yakni infeksi yang tidak dapat diobati dengan obat lini pertama.
“Pasien TB-RO ini harus menjalani pengobatan hingga dua tahun dengan biaya mencapai Rp250 juta per kasus,” kata dr. Maxi.
Dia menjelaskan, dari jumlah tersebut, hanya 48 orang yang telah memulai pengobatan, sementara 22 orang lainnya belum mendapatkan terapi.
Menurutnya, kondisi ini menjadi perhatian serius karena pasien TB-RO yang tidak diobati dapat menyebarkan bakteri resisten obat ke lingkungan sekitar.
Dalam laporan tersebut, ditemukan pula bahwa 1.727 pasien TBC atau hampir 30 persen dari total kasus adalah anak-anak. Meskipun demikian, tingkat kesembuhan di Subang cukup tinggi, yakni mencapai 97 persen, melebihi target nasional sebesar 95 persen.
“Hasil ini menunjukkan bahwa pengobatan TBC di Subang berjalan efektif, tetapi kami tetap fokus untuk menemukan semua kasus baru agar dapat segera ditangani,” jelasnya.
Dinkes Subang terus mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap gejala TBC, seperti batuk lebih dari dua minggu, keringat malam, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, serta nyeri dada atau sesak napas.
“Jika ada gejala tersebut, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Saat ini, 40 persen sarana kesehatan di Subang sudah mampu melakukan deteksi dini TBC,” tuturnya.
Maxi berharap, melalui deteksi dini dan kepatuhan pengobatan, angka kasus TBC di Subang dapat terus ditekan, sehingga penyebaran penyakit ini dapat dicegah secara efektif.(cdp/ysp)