SUBANG-Akibat banjir rob yang menggenangi pemukiman di pesisir Pantai Utara (Pantura) Subang, tepat nya di Dusun Langgensari Desa Anggasari Kecamatan Sukasari, warga mulai terserang penyakit gatal-gatal. Kondisi tersebut mengingatkan warga saat terjadi banjir pada tahun 2014 lalu, dimana genangan air juga merebak ke pemukiman warga.
Warga Dusun Langgensari, Desa Anggasari, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Subang mulai terserang gatal-gatal pada kulit setelah permukiman mereka terendam banjir lebih dari dua bulan. "Sampai Minggu (02/02) banjir masih menggenangi pemukiman warga Dusun Langgensari, Desa Anggasari. Banjir sendiri akibat dari rob dan curah hujan yang tinggi selama ini di wilayah Subang," kata seorang warga Langgensari, Darma (43) kepada Pasundan Ekspres, Minggu (2/2).
Menurutnya, sudah hampir 3 bulan rumah warga terendam banjir, ketinggian air dalam rumah lebih dari 25 cm. Bukan hanya dirinya yang terserang gatal-gatal akan tetapi warga juga banyak yang terserang penyakit gatal - gatal dan sakit perut. "Keluhan warga sudah disampaikan kepada pejabat desa. Akan tetapi belum ada petugas medis yang datang dan memberi pengobatan. Pernah sekali diberi obat, ini kaki pada gatal kalau malam," ungkapnya.
Bahkan, tidak ada pejabat pemerintah Kabupaten apalagi Pj Bupati yang datang ke kampungnya melihat kondisi warga sekarang. "Ada juga dari desa Pa, itu juga cuma keliling doang," keluhannya.
Menanggapi keluhan warga Langgensari, yang sudah terendan banjir selama 3 bulan, Ketua Map Social Humanity Ahmad Hidayat meminta kepada pemerintah daerah khusunya Pj Bupati Subang untuk memperhatikan kesehatan para korban banjir tersebut. "Pemerintah harus melayani masyarakat, jangan menunggu masalah muncul terlebih dahulu.Semua pihak tahu sudah berapa lama banjir itu terjadi, dan dampaknya terhadap para korban bencana tersebut," ucap Ahmad.
Seharusnya menurut Ahmad, Pemerintah setempat juga harus berupaya menuntaskan penanganan banjir yang sering terjadi di wilayah Anggasari. Ahmad meminta penanganan tidak hanya pasca bencana banjir melainkan upaya menghilangkan potensi sumber bencana itu sendiri bagaimana solusinya," tukas Ahmad.(dan/sep)