SUBANG–Minimnya penerangan jalan umum (PJU) di beberapa jalur wisata di Subang Selatan dikeluhkan warga. Sejumlah ruas jalan yang seharusnya menjadi akses utama wisatawan, terutama menuju kawasan Ciater dan Kasomalang, masih dibiarkan gelap tanpa penerangan yang memadai. Hal ini membuat pengguna jalan merasa tidak aman, terutama saat berkendara di malam hari.
Erfan, salah seorang warga Jalancagak, mengungkapkan jalur keluar dari Jalan Lingkar Cagak menuju Ciater sangat minim penerangan. Kondisi ini cukup membahayakan bagi pengendara yang melintas pada malam hari, terutama bagi wisatawan yang tidak familiar dengan kondisi jalan di wilayah tersebut.
"Di jalur yang mau ke arah Ciater, pas keluar dari Jalan Lingkar Cagak, itu gelap sekali. Tidak ada penerangan jalan umum (PJU), jadi cukup riskan buat pengguna jalan, apalagi kalau malam hari," ujar Erfan, Senin (24/2/2025).
Keluhan serupa juga disampaikan oleh Gema Fadhilah, warga yang sering melintasi jalur wisata Jalancagak menuju Kasomalang. Menurutnya, di sepanjang jalan yang melewati perkebunan teh, hampir tidak ada penerangan sama sekali. Padahal, jalur ini cukup sering dilewati wisatawan maupun warga setempat.
"Jalan dari Jalancagak ke Kasomalang, terutama di area kebun teh, itu benar-benar gelap. Tidak ada PJU sama sekali, jadi kalau malam hari terasa sangat rawan," kata Gema.
Minimnya PJU ini bukan hanya menghambat kenyamanan berkendara, tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas dan tindakan kriminal. Pengendara yang melintas di jalur tersebut harus mengandalkan lampu kendaraan mereka sendiri untuk menerangi jalan. Namun, dengan kondisi jalan yang berliku dan naik-turun, risiko kecelakaan semakin tinggi.
Selain itu, kondisi jalan yang gelap juga berpotensi menjadi sasaran empuk bagi pelaku kejahatan. Beberapa warga bahkan mengaku merasa was-was saat melintasi jalur ini, terutama jika harus pulang larut malam.
"Kalau sudah lewat jam 9 malam, saya pribadi memilih menghindari jalan ini kalau tidak benar-benar mendesak. Gelap dan sepi, takut kalau ada sesuatu terjadi," ungkap seorang pegawai pabrik.
Keluhan ini semakin diperparah dengan semakin dekatnya bulan Ramadan. Dalam beberapa hari lagi, warga akan mulai menjalani ibadah puasa, yang biasanya diiringi dengan peningkatan aktivitas di malam hari, seperti tarawih dan sahur.
Yuda masih warga Jalancagak berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan untuk memperbaiki kondisi PJU di jalur wisata ini, mengingat akan ada lebih banyak orang yang melintas di malam hari selama Ramadan.
"Sekarang sudah mau masuk bulan puasa, aktivitas malam pasti meningkat. Harapan kami, sebelum Ramadan, setidaknya ada perbaikan atau pemasangan PJU di jalur-jalur rawan ini. Jangan sampai menunggu ada kejadian buruk dulu baru ada tindakan," kata Yuda.
Warga berharap keluhan mereka bisa segera didengar dan ditindaklanjuti, mengingat pentingnya jalur wisata ini bagi masyarakat dan sektor pariwisata di Subang.(hdi/ysp)