SUBANG-Keindahan Tugu Nanas yang menjadi ikon kebanggaan Kabupaten Subang kini mulai memudar. Lampu-lampu hias yang seharusnya mempercantik tampilan bundaran Jalancagak, tempat berdirinya tugu tersebut, telah lama padam.
Kondisi ini menjadi perhatian warga sekitar yang menyayangkan kurangnya perawatan terhadap simbol kota yang dikenal dengan julukan Kota Nanas ini.
Seorang warga Jalancagak, Yuda, mengungkapkan lampu hias di sekitar bundaran sudah cukup lama tidak menyala, bahkan sejak bulan Ramadan hingga awal April 2025 ini.
“Selama bulan Ramadan lampunya itu tidak menyala, kira-kira tiga bulan lalu juga kayaknya nggak nyala,” ujarnya pada Sabtu (6/4/2025).
Bundaran yang berada di jalur wisata strategis menuju kawasan Ciater dan Lembang ini seharusnya menjadi titik yang menarik perhatian, apalagi bagi wisatawan yang datang dari luar daerah. Sayangnya, gelapnya bundaran saat malam hari bukan hanya mengurangi estetika, tetapi juga berpotensi membahayakan keselamatan pengendara.
“Kalau cuma lampu jalan yang nyala, tapi harusnya di bundaran itu nyala juga biar pengendara tahu kalau di situ ada bundaran, apalagi untuk pendatang,” kata Yuda.
Ia menambahkan, dirinya kerap melihat pengendara yang tidak mematuhi alur lalu lintas karena minimnya penerangan di sekitar tugu. Banyak dari mereka, terutama yang berasal dari arah Subang menuju Ciater, tidak mengetahui harus berputar terlebih dahulu dan malah memilih langsung melaju lurus tanpa memutar di bundaran.
“Kalau malam hari saya sering melihat pengendara dari Subang menuju Ciater nggak belok atau putar dulu, tapi langsung lurus. Ini kan bisa bahaya buat mereka sendiri maupun pengguna jalan lain,” ungkapnya.
Selain padamnya sembilan lampu hias yang mengelilingi bundaran, kondisi fisik Tugu Nanas juga cukup memprihatinkan. Berdasarkan pantauan Pasundan, cat pada tugu tersebut terlihat kusam dan mengelupas, menambah kesan kumuh dan kurang terawat.
Padahal, sebagai salah satu titik landmark utama Kabupaten Subang, Tugu Nanas memiliki nilai simbolis yang tinggi. Tidak sedikit wisatawan yang sengaja berhenti di bundaran Jalancagak untuk berfoto atau sekadar beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan. Namun kini, kondisi yang memudar tersebut justru meninggalkan kesan buruk bagi para pengunjung.
“Harapannya, ya harus diperhatikan oleh pemerintah. Bahkan seharusnya dicat lagi biar lebih indah. Ini ikon kabupaten, harus dijaga,” tutur Yuda.
Keluhan serupa juga datang dari pengguna jalan lain yang mengaku terkejut saat pertama kali melintasi bundaran dalam kondisi gelap gulita. Minimnya rambu dan penerangan membuat mereka sempat kebingungan, terutama saat malam hari atau cuaca berkabut.
Pemerintah daerah diharapkan segera mengambil langkah cepat untuk memperbaiki kondisi ini. Perbaikan lampu, pengecatan ulang tugu, dan penambahan rambu-rambu lalu lintas sangat dibutuhkan demi menciptakan kawasan yang aman dan nyaman bagi warga serta wisatawan.
Warga berharap, momentum pasca-Lebaran 2025 ini bisa dimanfaatkan pemerintah untuk melakukan pembenahan ikon kota Subang. Sehingga ke depan, Tugu Nanas kembali menjadi kebanggaan masyarakat Subang dan menyambut para wisatawan dengan penuh pesona.(hdi/ysp)