Pedagang Kecewa, Revitalisasi Pasar Pamanukan Tak Diprioritaskan

KECEWA: Pedagang Pasar Pamanukan mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap lambannya penanganan revitalisasi pasar yang sudah lebih dari empat tahun terbakar.
Meski menyampaikan kritik, Irvan tetap memberikan apresiasi terhadap langkah awal Bupati Reynaldy yang mulai mengungkap kondisi anggaran Pemkab secara terbuka. Menurutnya, transparansi itu menjadi harapan baru bagi pedagang yang selama ini merasa ditinggalkan.
“Kami menghargai tindakan Pak Bupati. Mudah-mudahan Bapak bisa memprioritaskan revitalisasi Pasar Pamanukan sebagai program prioritas. Ada lebih dari 500 pedagang yang menggantungkan hidupnya dari pasar ini,” katanya.
Namun, Irvan juga mengingatkan bahwa harapan tanpa tindakan nyata akan kembali menjadi mengecewakan yang berkelanjutan. Ia menolak keras jika dana hibah justru dialokasikan kepada kelompok-kelompok tertentu yang berkaitan dengan tim sukses atau kepentingan politik.
“Saya tidak setuju jika dana hibah digunakan untuk mereka-mereka yang dekat secara politik, sementara kami yang berdagang di lapangan justru diabaikan,” tegas Irvan.
Kondisi terbaru di kawasan pertokoan PMK Pamanukan juga sangat memprihatinkan. Dari total 317 toko yang ada, hanya tersisa sekitar 25 pedagang yang masih bertahan. Sebagian besar toko tutup karena pembeli sepi dan tidak adanya aktivitas ekonomi yang mendukung.
Para pedagang melalui BMPP menegaskan bahwa revitalisasi pasar bukan lagi kebutuhan jangka panjang, melainkan kebutuhan darurat. Keberadaan pasar yang layak adalah satu-satunya jalan agar ekonomi mikro di Pamanukan kembali hidup.
Pasar Pamanukan selama ini dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan tersibuk di wilayah utara Subang. Namun, sejak kebakaran hebat di awal tahun 2021, tekanan ekonomi pasar hampir padam. Tanpa intervensi serius dari pemerintah, para pedagang hanya bisa menunggu dan berharap, sementara kehidupan mereka terus terhimpit keterbatasan.
Adanya pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Bupati Reynaldy dan Wakil Bupati Agus Masykur, pedagang berharap masa depan mereka bisa lebih diperhatikan.(hdi/ysp)