Subang Darurat Kasus Chikungunya, Dinas Kesehatan Catat 271 Kasus di Tahun Ini

SUBANG-Kasus penyakit Chikungunya di Kabupaten Subang mengalami lonjakan signifikan sepanjang tahun 2025. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, hingga pertengahan tahun ini tercatat sebanyak 271 kasus Chikungunya.
Jumlah tersebut meningkat drastis dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 12 kasus pada 2024 dan 34 kasus pada 2023.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Subang, dr. Maxi menyampaikan, peningkatan kasus ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
“Kami mencatat lonjakan yang sangat signifikan tahun ini. Ini mengindikasikan bahwa penyebaran Chikungunnya lebih luas dan cepat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ujar dr. Maxi.
BACA JUGA: 100 Hari Bupati dan Wakil Bupati Subang: Masih Sibuk Seremonial DPRD Minta Fokus pada Janji Politik
Maxi menjelaskan, Chikungunya adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Chikungunya yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yaitu jenis nyamuk yang juga menjadi vektor penyebab demam berdarah dengue (DBD). Virus ini menyebar melalui gigitan nyamuk yang telah terinfeksi.
“Gejala utama Chikungunya meliputi diantaranta demam tinggi mendadak, nyeri sendi hebat, terutama pada tangan, pergelangan tangan, dan lutut, sakit kepala, kelelahan dan ruam kulit,” jelas Maxi.
Maxi menyebut, meski jarang menyebabkan kematian, Chikungunya bisa menyebabkan gangguan aktivitas harian karena nyeri sendi yang berkepanjangan, bahkan bisa berlangsung selama beberapa minggu hingga bulan.
Maxi mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan peduli terhadap lingkungan, terutama saat musim penghujan yang memicu genangan air tempat ideal berkembang biaknya nyamuk penyebar virus.
BACA JUGA: Apresiasi dan Kritik Kinerja 100 Hari Bupati Reynaldy dan Wabup Agus Masykur
“Jika ada warga yang mengalami demam mendadak disertai nyeri sendi, segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat. Jangan menunda karena gejala Chikungunya bisa mirip dengan DBD maupun flu biasa,” ujarnya.
Dinkes juga meminta masyarakat untuk tidak abai terhadap kebersihan lingkungan, mengingat penularan virus sangat bergantung pada populasi nyamuk di sekitar permukiman.
Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, Dinas Kesehatan mendorong masyarakat untuk melakukan Gerakan 3M Plus, yaitu Menguras, Menutup, Mengubur dan Plusnya adalah langkah tambahan seperti menggunakan obat nyamuk, lotion anti-nyamuk, memasang kawat kasa, serta melakukan fogging di lingkungan yang rawan.
“Pencegahan adalah kunci. Kami harap seluruh masyarakat berperan aktif menjaga kebersihan dan mendeteksi gejala sedini mungkin,” tutup dr. Maxi.(cdp/ysp)