Pandawa Farm & Yayasan Damandiri Bangun Kampung Ikan Berbasis Sistem Bioflok

Pandawa Farm & Yayasan Damandiri Bangun Kampung Ikan Berbasis Sistem Bioflok

KOLAM IKAN: Groundbreaking peletakan batu pertama pembangunan kolam ikan bioflok di Kampung Poncol, Kelurahan Pasirkareumbi, Kecamatan Subang, Kamis (12/6/2025).

SUBANG-Program pemberdayaan masyarakat berbasis kemandirian kembali hadir di Kabupaten Subang. Kali ini, inisiatif tersebut datang dari kolaborasi antara Pandawa Farm & Fisheries dengan Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) melalui pembangunan Kampung Ikan berbasis sistem bioflok.

Acara peluncuran program ini dimulai dari kegiatan Sosialisasi di Hotel Laska dan dilanjutkan dengan Groundbreaking peletakan batu pertama pembangunan kolam ikan bioflok yang dipusatkan di Kampung Poncol, Kelurahan Pasirkareumbi, Kecamatan Subang, Kamis (12/6/2025).

Inisiatif ini menjadi harapan baru dalam mendorong ketahanan pangan, ekonomi, dan pembangunan masyarakat berkelanjutan.

Pandawa Farm & Fisheries yang selama ini aktif dalam pengembangan usaha perikanan di Subang, menggandeng Yayasan Damandiri untuk merealisasikan program Kampung Ikan. 

BACA JUGA: Bongkar 16 Kasus Narkoba, Satuan Reserse Narkoba Polres Subang Amankan 18 Tersangka

Program ini tidak hanya berorientasi pada hasil produksi perikanan, melainkan juga mencakup transfer teknologi, pelatihan masyarakat, dan pembentukan kelembagaan berbasis masyarakat.

Pengelola sekaligus pemilik Pandawa Farm & Fisheries Dian Kustiadi menyatakan, proyek ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk memperkenalkan sistem budidaya ikan yang lebih modern dan efisien melalui metode bioflok.

“Dengan bioflok, kita bisa budidaya ikan dalam skala kecil namun hasilnya maksimal, hemat air, dan ramah lingkungan. Dalam diameter 5 kita bisa menabur benih 2500 ekor benih ikan untuk setiap kolamnya,” ujar Dian.

Salah satu keunggulan dari program Kampung Ikan ini adalah tingkat kematiannya sangat rendah, terus penggunaan teknologi bioflok, sebuah metode budidaya yang memungkinkan pemeliharaan ikan dalam kolam kecil dengan kepadatan tinggi, memanfaatkan mikroorganisme untuk mengurai limbah organik dalam air. 

BACA JUGA: SUBANG DOELOE: Apakah Benar Seni Sisingaan Merupakan Simbol Perlawanan?

“Bioflok sangat efektif untuk masyarakat yang memiliki lahan terbatas. Dengan pendampingan yang tepat, satu rumah tangga bisa memelihara ikan nila atau lele dalam satu kolam dan menghasilkan keuntungan yang cukup signifikan,” ujar Dian.

Ketua Yayasan Damandiri, Letjen TNI (Purn) Sugiono dalam sambutannya menegaskan bahwa proyek Kampung Ikan ini merupakan bagian dari visi besar yayasan untuk membangun kemandirian masyarakat. Sugiono menekankan bahwa program ini bukan semata-mata bentuk bantuan sesaat, melainkan investasi jangka panjang untuk kemandirian ekonomi masyarakat.

“Yayasan ini didirikan oleh almarhum Bapak H.M. Soeharto, dan sampai hari ini kami tetap konsisten pada visi beliau: masyarakat harus menjadi subjek pembangunan, bukan hanya objek bantuan,” ujar Sugiono.

Ia menambahkan, pembangunan ekonomi nasional tidak bisa dilepaskan dari keberhasilan masyarakat di tingkat daerah. 

Subang, kata Sugiono, memiliki potensi besar untuk berkembang, dan Kampung Ikan ini diharapkan menjadi contoh nyata pemberdayaan yang dapat ditiru oleh wilayah lain.

Sugiono menegaskan bahwa jika Kampung Ikan Damandiri di Subang sukses, maka program ini bisa direplikasi di daerah lain dengan pendekatan yang sama. Keberhasilan ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam membuktikan bahwa ekonomi kerakyatan bukanlah wacana, melainkan kenyataan yang bisa diwujudkan melalui sinergi dan kerja konkret.

“Kita tidak sedang membuat proyek satu-dua tahun, tapi sedang menanam benih masa depan,” pungkas Sugiono.

 


Berita Terkini