Kasus DBD di Subang Mulai Menurun pada Juli 2025

FOGGING: Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Subang saat melakukan fogging di pemukiman rumah warga, beberapa waktu lalu. Cindy Desita/Pasundan Ekspres
SUBANG-Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai mengalami penurunan pada Juli 2025. Jumlah penderita DBD tercatat sebanyak 54 orang, menurun dari bulan Juni yang mencapai 152 orang.
Meski trend penderita DBD mengalami penurunan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Subang mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Sebab, potensi penyebaran DBD masih ada.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr. Maxi mengatakan, sepanjang Januari hingga Juli 2025, tercatat sebanyak 601 kasus DBD di Kabupaten Subang. Adapun sebarannya per bulan yakni Januari sebanyak 60 kasus, Februari 90 kasus, Maret 45 kasus, April 49 kasus, Mei terjadi lonjakan menjadi 152 kasus, kemudian Juni 147 kasus, dan menurun drastis pada Juli menjadi 54 kasus.
“Dari total 601 kasus tersebut, enam orang dilaporkan meninggal dunia. Korban berasal dari berbagai rentang usia, mulai dari balita hingga dewasa,” ungkap dr. Maxi saat ditemui, Selasa (22/7/2025).
BACA JUGA: SUBANG DOELOE: Beni Rudiono Sebut Subang Ibarat Gadis Cantik
Menurutnya, lonjakan kasus pada bulan Mei dan Juni dipicu oleh perubahan musim serta masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Namun, lanjut Maxi, upaya penanganan yang dilakukan secara menyeluruh berhasil menurunkan jumlah kasus pada bulan Juli.
“Kami terus melakukan upaya pencegahan dan pengendalian yang terstruktur, sistematis, dan berkesinambungan, mulai dari fogging fokus, pemberdayaan kader jumantik, edukasi di sekolah-sekolah, hingga sosialisasi 3M Plus,” tambahnya.
Dia mengimbau seluruh warga Subang untuk ikut berperan aktif dalam mencegah penyebaran DBD dengan menjaga kebersihan lingkungan, menguras tempat penampungan air secara berkala, menutup rapat wadah air, dan mendaur ulang barang bekas yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti.
“Tren boleh menurun, tapi kewaspadaan harus tetap ditingkatkan. DBD masih menjadi ancaman serius jika kita lengah,” pungkasnya.(cdp/ysp)