Internasional

Donald Trump dan Pernyataan Kontoversialnya: Berkomitmen untuk Membeli dan Memiliki Gaza

Donald Trump dan Pernyataan Kontoversialnya: Berkomitmen untuk Membeli dan Memiliki Gaza
Donald Trump dan Pernyataan Kontoversialnya: Berkomitmen untuk Membeli dan Memiliki Gaza (Image From: Illustration/Pexels/Faruk Yıldız)

PASUNDAN EKSPRES - Donald Trump komitmen untuk mengambil alih Gaza. Presiden Amerika Serikat terbaru, yaitu Donald Trump kembali membuat pernyataan kontroversial dengan menyatakan bahwa ia berkomitmen untuk memiliki Gaza.

Pernyataan tersebut ia sampaikan kepada awak media saat berada di pesawat kepresidenan Air Force One dalam perjalanannya menuju New Orleans untuk menghadiri Super Bowl pada Minggu, (9/2). 

Donald Trump Komitmen untuk Mengambil Alih Gaza 

"Saya berkomitmen untuk membeli dan memiliki Gaza. Mengenai pembangunannya kembali, mungkin kita akan menyerahkannya kepada negara-negara Timur Tengah lainnya untuk membangun sebagian wilayahnya, atau pihak lain bisa melakukannya di bawah pengawasan kita. Namun, kita berkomitmen untuk memiliki, mengambil, dan memastikan Hamas tidak kembali," ujar Trump, dikutip Reuters, Senin (10/2). 

Trump menegaskan bahwa Gaza saat ini adalah wilayah yang hancur total, dan bagian yang masih tersisa pun kemungkinan akan segera hancur. Pernyataan ini langsung memicu kritik dari berbagai pihak, terutama karena tidak jelas dasar hukum yang membuat Amerika Serikat untuk mengambil alih wilayah tersebut.

Sejak dilantik kembali sebagai presiden pada 20 Januari 2025, Trump telah beberapa kali mengutarakan gagasan untuk mengambil alih Gaza dan melakukan rekonstruksi besar-besaran.

Namun, hingga kini, belum ada kejelasan mengenai masa depan rakyat Palestina yang telah mengalami lebih dari satu tahun serangan dari Israel sebagai respons atas serangan Hamas pada Oktober 2023.

Sejumlah negara langsung bereaksi terhadap pernyataan Trump. Arab Saudi secara tegas menolak rencana tersebut, sementara Jordan menyatakan bahwa proposal Trump akan memicu radikalisasi dan mengancam perdamaian regional.

Raja Abdullah II dari Yordania dijadwalkan bertemu dengan Trump di Washington pada 11 Februari, di mana ia akan menyampaikan secara langsung bahwa proposal ini akan memperburuk ketegangan di Timur Tengah.

Sementara itu, Presiden Israel Isaac Herzog mengungkapkan bahwa Trump berencana untuk mengadakan pertemuan dengan sejumlah pemimpin Arab, termasuk Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.

Selain itu, Trump juga akan berdiskusi dengan Raja Abdullah II dari Yordania dalam beberapa hari mendatang.

"Mereka adalah mitra yang harus didengar dan diajak berdiskusi. Kita harus menghormati pandangan mereka dan mencari cara untuk membangun rencana yang berkelanjutan untuk masa depan," ujar Herzog dalam wawancara dengan Fox News.

Namun, belum ada kepastian mengenai waktu dan lokasi pertemuan tersebut. Sementara itu, pihak Gedung Putih belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar terkait rencana Trump.

(ipa)

Terkini Lainnya

Lihat Semua