Internasional

Situasi di Gaza semakin Memburuk, Israel Gencar Lakukan Serangan Darat

Situasi di Gaza semakin Memburuk, Israel Gencar Lakukan Serangan Darat
Situasi di Gaza semakin Memburuk, Israel Gencar Lakukan Serangan Darat (Image From: CBS News)

PASUNDAN EKSPRES - Situasi di Gaza kembali memburuk setelah Israel melanjutkan operasi darat dan serangan udara di wilayah tersebut. Pada Rabu (20/3), militer Israel mengumumkan bahwa mereka telah melanjutkan operasi di bagian tengah dan selatan Jalur Gaza.

Sebelumnya, lebih dari 400 warga Palestina dilaporkan tewas dalam salah satu serangan udara paling mematikan sejak konflik ini kembali pecah pada Oktober 2023. Serangan tersebut menghancurkan gencatan senjata yang sebagian besar bertahan sejak Januari 2025.

Operasi Militer Israel di Jalur Gaza

Dilansir dari Reuters, Israel menyatakan bahwa operasi darat yang dilakukan bertujuan untuk memperluas kendali mereka atas Koridor Netzarim.

Koridor ini membelah Jalur Gaza dan disebut sebagai bagian dari strategi militer Israel untuk menciptakan zona buffer antara wilayah utara dan selatan Gaza.

Di sisi lain, kelompok Hamas mengecam langkah ini dan menyebutnya sebagai pelanggaran baru yang berbahaya terhadap kesepakatan gencatan senjata yang telah berlangsung selama dua bulan.

Hamas menyerukan kepada para mediator internasional untuk segera bertindak guna mencegah eskalasi lebih lanjut.

Serangan ke Fasilitas PBB dan Respons Internasional

Serangan Israel juga dikaitkan dengan kematian seorang staf asing di lokasi milik PBB di Gaza. Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan bahwa serangan tersebut dilakukan oleh Israel.

Namun, pihak Israel membantahnya dan menegaskan bahwa mereka hanya menargetkan lokasi Hamas yang diduga sedang mempersiapkan serangan ke wilayah Israel.

Jorge Moreira da Silva, Direktur Eksekutif Kantor Layanan Proyek PBB, menegaskan bahwa lokasi tersebut merupakan fasilitas PBB yang telah dikenal oleh Israel dan digunakan sebagai tempat berlindung bagi staf serta warga sipil.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengecam serangan terhadap fasilitas PBB dan menyerukan penyelidikan penuh atas insiden ini.

Menurut data PBB, sejak awal konflik pada 7 Oktober 2023, setidaknya 280 staf PBB telah tewas di Jalur Gaza akibat serangan militer Israel.

AS dan Upaya Perpanjangan Gencatan Senjata

Pemerintah Amerika Serikat menyalahkan Hamas atas berlanjutnya pertempuran di Gaza.

Departemen Luar Negeri AS mengungkapkan bahwa masih ada proposal gencatan senjata yang diajukan oleh Washington untuk memperpanjang perdamaian dan memastikan pembebasan sandera Israel yang masih ditahan oleh Hamas.

Namun, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS memperingatkan bahwa kesempatan untuk mencapai kesepakatan semakin tertutup.

Mereka menilai tanggapan Hamas terhadap proposal ini sebagai sesuatu yang "sama sekali tidak dapat diterima".

Di sisi lain, Israel menegaskan bahwa serangan terbaru mereka hanyalah "permulaan".

Pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tampaknya bertekad untuk melanjutkan operasi militer guna mencapai target mereka: mengeliminasi Hamas sepenuhnya.

Tanggapan Internasional dan Seruan Gencatan Senjata

Serangan terbaru ini mendapat kecaman dari berbagai negara, termasuk Prancis, Jerman, Qatar, dan Mesir. Negara-negara tersebut sebelumnya berperan sebagai mediator dalam upaya perdamaian antara Israel dan Hamas.

Raja Yordania, Abdullah II, juga mengecam Israel dan menyerukan agar gencatan senjata segera dipulihkan. Saat bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Paris, ia menyatakan bahwa serangan Israel ke Gaza adalah langkah yang sangat berbahaya.

(ipa)

Terkini Lainnya

Lihat Semua