Analisis Forensik Ungkap Tembakan Dekat dalam Serangan yang Tewaskan Petugas Medis di Gaza

Analisis Forensik Ungkap Tembakan Dekat dalam Serangan yang Tewaskan Petugas Medis di Gaza (Image From: Illustration/wavevisual.com)
Menurut ahli militer Chris Cobb-Smith, mantan perwira Angkatan Darat Inggris, jarak 50 meter sudah cukup dekat untuk mengenali bahwa konvoi tersebut bersifat kemanusiaan dan personelnya tidak bersenjata.
Lebih dari 100 Kali Tembakan
Maher dan Beck mencatat bahwa dalam kurun lebih dari lima menit, seringkali terdengar lebih dari satu senjata api digunakan secara bersamaan. Hal ini membuat perhitungan tembakan menjadi sulit.
Namun, keduanya sepakat bahwa total tembakan dalam insiden ini melebihi 100 kali. Beck juga menyebut adanya beberapa letusan senjata otomatis penuh (fully automatic gunfire) dalam rekaman.
Teknik Forensik: Analisis "Crack-Pop"
Para ahli menggunakan teknik analisis gelombang suara dan spektrogram untuk mengidentifikasi jarak antara suara letusan senjata dan suara peluru yang melintas. Peluru yang bergerak melebihi kecepatan suara menciptakan dua suara terpisah: suara "crack" dari gelombang kejut dan suara "pop" dari ledakan senjata.
Ketika senjata ditembakkan dari jarak dekat, kedua suara ini akan sulit dibedakan secara akustik oleh manusia. Namun, melalui analisis visual pada bentuk gelombang (waveform), para ahli dapat mengukur jeda waktu antara suara "crack" dan "pop", lalu menghitung jarak tembakan.
Robert Maher menjelaskan bahwa semakin besar jaraknya, semakin lama jeda antara dua suara tersebut. Sebaliknya, jika jedanya sangat pendek, berarti tembakan berasal dari dekat.
(ipa)