Internasional

Israel Menyerang Rafah Timur saat Perundingan Gencatan Senjata Berakhir Tanpa Adanya Kesepakatan

Israel Menyerang Rafah Timur saat Perundingan Gencatan Senjata Berakhir Tanpa Adanya Kesepakatan

PASUNDAN EKSPRES - Israel menyerang Rafah timur saat perundingan gencatan senjata berakhir tanpa kesepakatan. Penduduk Palestina melaporkan bahwa pasukan Israel melakukan serangan udara terhadap wilayah-wilayah di Rafah pada hari Kamis, (9/5/2024).

Sementara itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengabaikan ancaman dari Presiden AS Joe Biden yang akan menahan pengiriman senjata kepada Israel jika mereka melancarkan serangan terhadap kota Gaza bagian selatan.

Israel Menyerang Rafah Timur saat Perundingan Gencatan Senjata Berakhir

Pada Kamis malam, seorang pejabat senior Israel mengumumkan bahwa putaran terakhir perundingan tidak langsung di Kairo untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza telah selesai. Israel akan melanjutkan operasinya di Rafah dan wilayah lain di Jalur Gaza sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Pejabat tersebut mengungkapkan bahwa Israel telah mengungkapkan keberatannya kepada para mediator terkait proposal Hamas mengenai kesepakatan pembebasan sandera.

Di Gaza, kelompok militan Palestina Hamas dan Jihad Islam mengumumkan bahwa para pejuang mereka telah meluncurkan roket anti-tank dan mortir menuju arah tank-tank Israel yang berkumpul di pinggiran timur kota tersebut.

BACA JUGA: Biden: Amerika Serikat akan Menahan Senjata dari Israel jika Menyerang Rafah

BACA JUGA: AstraZeneca akan Menarik Vaksin COVID-19 secara Global, Buntut Kasus tentang Efek Samping yang Berbahaya?

Warga dan tenaga medis di Rafah, kota terbesar di Gaza yang masih berada di bawah kendali pasukan darat Israel, melaporkan bahwa serangan Israel dekat sebuah masjid telah menyebabkan setidaknya tiga orang tewas dan beberapa orang lainnya terluka di bagian timur kota tersebut.

Dalam rekaman video yang diambil di lokasi kejadian, terlihat menara masjid yang roboh tertimbun di antara puing-puing, sementara dua jasad terbungkus selimut terlihat di sekitarnya.

Setidaknya 12 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel yang menargetkan dua rumah di daerah Sabra, Rafah.

Israel mengatakan bahwa para militan Hamas sedang bersembunyi di Rafah, di mana tempat tersebut mengalami peningkatan populasi karena ratusan ribu warga Gaza yang mencari perlindungan dari serangan udara. 

Pemerintah Amerika Serikat, melalui pernyataan resmi dari Gedung Putih, mengungkapkan harapannya agar Israel tidak meluncurkan operasi militer penuh di Rafah. Mereka mengungkapkan keraguan bahwa tindakan tersebut akan memajukan tujuan Israel untuk mengalahkan Hamas.

(ipa)

 

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua