Internasional

Shanghai China Hadapi Cuaca Dingin Ekstrem 40 Tahun Terakhir

Shanghai China Hadapi Cuaca Dingin Ekstrem 40 Tahun Terakhir
Shanghai China Hadapi Cuaca Dingin Ekstrem 40 Tahun Terakhir (dok.pexels.com/Vineet Pal)

PASUNDAN EKSPRES - Shanghai China hadapi cuaca dingin ekstrem padabulan Desember selama 40 tahun terakhir. Pihak berwenang setempat mengeluarkan peringatan terkait suhu rendah dan angin kencang.

Dilansir IDN Times dari laporan Biro Meteorologi Shanghai, suhu terendah di pinggiran kota Shanghai akan mencapai -4 hingga -6 derajat Celcius pada Kamis (21/12/2023). Sedankan suhu di seluruh kota lainnya akan tetap di bawah nol sepanjang hari.

“Meskipun saya memakai sarung tangan, tangan saya cepat hilang rasa dan masih terasa sakit sampai sekarang,” ungkap Wang Kaiyun, 59 tahun, seorang petugas kebersihan di pusat kota Shanghai, dikutip Reuters.

Suhu di Shanghai masih jauh lebih hangat dibandingkan di China  utara, tempat beberapa provinsi mencatat suhu terendah dalam beberapa pekan terakhir. 

Namun, suhu dingin ini tidak biasa terjadi di ibu kota keuangan negara tersebut.Biro meteorologi kota memperkirakan suhu minimum di salah satu stasiun pengukurannya di pusat kota akan tetap di bawah titik beku selama lima hari berturut-turut hingga tanggal 25 Desember.

Adapun suhu dingin selama bulan Desember ini belum pernah terjadi selama 40 tahun terakhir.

“Tahun ini tidak normal. Tahun ini sangat dingin dan tidak sedingin tahun lalu," kata seorang warga Shanghai berusia 68 tahun yang bermarga Li. 

Pekan lalu, ketika gelombang dingin menyebar ke seluruh negeri, Presiden China Xi Jinping menyerukan tindakan darurat yang komprehensif.

Dia meminta pemerintah daerah untuk lebih siap menghadapi bencana dan meningkatkan rencana tanggap darurat mereka.

Cuaca dingin yang luar biasa ini telah menyebar ke seluruh China sejak pertengahan minggu lalu.

Bahkan, beberapa kota di provinsi di utara mencatat rekor pada Desember, dengan suhu mencapai -30 derajat Celcius.

“Kami jelas melihat pengaruh perubahan iklim terhadap suhu ekstrem, baik itu kekeringan, kebakaran hutan, dan gelombang panas,” kata Benjamin P. Horton, direktur Earth Observatory Singapura.

“Tetapi ada begitu banyak ketidakstabilan di atmosfer sehingga kita juga akan melihat cuaca dingin yang menyebabkan suhu sangat dingin, ketika suhu kutub turun ke garis lintang tengah, menyebabkan suhu terendah yang belum pernah terjadi sebelumnya.”

Menurut ramalan cuaca nasional, cuaca ekstrem di seluruh negeri diperkirakan akan mulai mereda pada Jumat (22/12/2023), dengan suhu kembali normal pada pekan depan.

(nym)

 

Berita Terkait