Internasional

India Berhenti Ekspor Beras Satu Dunia Ketar-ketir!

India Berhenti Ekspor Beras Satu Dunia Ketar-ketir! (Sumber Foto Voa Indonesia)
India Berhenti Ekspor Beras Satu Dunia Ketar-ketir! (Sumber Foto Voa Indonesia)

PASUNDAN EKSPRES- India, dengan populasi sekitar 1,4 miliar jiwa, telah lama dikenal sebagai salah satu raksasa agraris dunia.

Dalam konteks produksi beras, India menduduki peringkat kedua sebagai produsen beras terbesar di dunia.

Perannya dalam pasar beras global tidak dapat dipandang remeh, menyediakan beras tidak hanya untuk kebutuhan domestiknya sendiri tetapi juga sebagai salah satu pemasok utama bagi berbagai negara di luar India.

Pada tahun 2022, India menyumbang lebih dari 40% dari total ekspor beras dunia, dengan angka yang mencapai sekitar 56 juta ton.

Namun, pada tanggal 20 Juli 2023, India mengumumkan keputusan mengejutkan untuk menghentikan ekspor beras pecah dan non-basmati.

Keputusan ini memberikan dampak signifikan bagi pasar internasional, terutama bagi negara-negara di Afrika, Asia, Eropa, dan Timur Tengah yang sangat bergantung pada pasokan beras dari India.

Kebijakan India ini menyebabkan kepanikan di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada, yang mengalami peningkatan permintaan beras di pasar domestik mereka.

Negara-negara seperti Nigeria, yang bergantung pada impor beras dari India, juga terkena dampak serius, dengan penggilingan padi di Nigeria terpaksa terhenti sementara.

Di tengah kekhawatiran akan dampak perubahan iklim, terutama fenomena El Niño, keputusan India untuk menghentikan ekspor beras non-basmati menjadi langkah proaktif.

El Niño, yang ditandai dengan pemanasan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik, dapat mengganggu sistem cuaca global, termasuk pola hujan dan angin.

Dampak langsung dari El Niño telah dirasakan pada sektor pertanian India, dengan kenaikan harga beras sebagai salah satu indikatornya.

Petani di beberapa sentra produksi, seperti di negara bagian Punjab dan Haryana, menghadapi tantangan besar akibat gagal panen.

Budaya pertanian tradisional yang mengandalkan pasokan air besar-besaran menjadi terganggu, terutama selama musim kemarau yang semakin panjang akibat perubahan pola hujan yang disebabkan oleh El Niño.

Langkah India untuk menyetok 80% dari produksi beras mereka adalah upaya untuk mengamankan kebutuhan domestik dan menjaga stabilitas harga beras di pasar lokal.

Hal ini juga sebagai respons terhadap meningkatnya ekspor yang membuat kesenjangan antara pasokan dan permintaan beras di dalam negeri semakin melebar.

Meskipun kebijakan ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan jangka pendek bagi beberapa negara, langkah proaktif India dalam menghadapi perubahan iklim dan memastikan ketahanan pangan domestiknya harus dihargai.

Dengan demikian, kerjasama internasional dalam mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim menjadi semakin penting bagi kesejahteraan bersama.

Berita Terkait