Internasional

Kecelakaan Helikopter Presiden Iran! Mengapa Bell 212 Buatan AA Masih Digunakan?

Kecelakaan Helikopter Presiden Iran! Mengapa Bell 212 Buatan AA Masih Digunakan?
Kecelakaan Helikopter Presiden Iran! Mengapa Bell 212 Buatan AA Masih Digunakan?

PASUNDAN EKSPRES - Baru-baru ini, perhatian dunia tertuju pada insiden yang melibatkan Presiden Iran, Ebrahim Raisi, yang mengalami kecelakaan helikopter pada Minggu, 19 Mei waktu setempat. Helikopter yang ditumpangi oleh Presiden Raisi adalah Bell 212 UH, sebuah model yang menarik perhatian mengingat asal usulnya dari Amerika Serikat, negara yang saat ini memiliki hubungan diplomatik yang tegang dengan Iran.

 

Sejarah dan Spesifikasi Bell 212

 

Helikopter Bell 212 UH yang digunakan oleh Presiden Raisi memiliki sejarah panjang. Helikopter ini dibeli Iran pada masa keemasan hubungan bilateral dengan Amerika Serikat, yakni semasa kepemimpinan Muhammad Shah Reza Pahlevi sebelum Revolusi Islam Iran tahun 1979. Helikopter ini memiliki panjang 17,4 meter, diameter rotor utama 14,6 meter, dan bobot lepas landas maksimum 5 ton. Bell 212 pertama kali terbang pada tahun 1968, menjadikannya teknologi yang sudah berusia lebih dari 50 tahun.

 

Dampak Embargo Amerika Serikat

 

Setelah Revolusi Islam 1979, Amerika Serikat memberlakukan embargo yang ketat terhadap Iran. Akibatnya, Iran mengalami kesulitan untuk mendapatkan suku cadang untuk peralatan militer buatan Amerika, termasuk helikopter Bell 212. "Embargo yang diberlakukan Amerika Serikat menyebabkan kurangnya ataupun bahkan tidak ada suku cadang untuk helikopter ini dan mungkin menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan," jelas seorang pengamat militer.

 

Menggunakan teknologi lama dalam situasi diplomatik yang rumit menghadirkan tantangan tersendiri bagi Iran. Meskipun helikopter ini pernah menjadi simbol kerjasama erat antara Iran dan Amerika, kini ia mencerminkan tantangan dan keterbatasan yang dihadapi Iran dalam mempertahankan dan mengoperasikan peralatan militer era sebelum revolusi.

 

Insiden ini membuka mata banyak pihak tentang kompleksitas penggunaan peralatan militer di tengah embargo dan sanksi internasional. Sambil menunggu investigasi lebih lanjut, kejadian ini menyoroti betapa pentingnya dukungan logistik dan pemeliharaan untuk keamanan dan efektivitas operasional alat-alat militer.

 

Dengan latar belakang hubungan diplomatik yang berubah-ubah, penggunaan Bell 212 oleh Presiden Iran Ebrahim Raisi menjadi simbol penting dari sejarah yang kompleks dan tantangan yang berkelanjutan dalam politik global.

Berita Terkait